Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi Kesal Musisi Dunia Lebih Pilih Konser di Singapura: Perizinan Kita Ruwet

Presiden Jokowi menilai Indonesia banyak kehilangan potensi ekonomi akibat proses perizinan penyelenggaraan konser musik yang ruwet.
Presiden Joko Widodo memberikan keterangan pers sebelum berangkat ke Australia dalam rangka menghadiri KTT ASEAN-Australia di Base Ops Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (4/3/2024). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Presiden Joko Widodo memberikan keterangan pers sebelum berangkat ke Australia dalam rangka menghadiri KTT ASEAN-Australia di Base Ops Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (4/3/2024). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong jajarannya agar mencontoh Singapura dalam penyelenggaraan agenda kesenian, seperti konser musik. 

Dia menjabarkan ada banyak keuntungan apabila negara giat dalam menyelenggarakan konser musik. Menurutnya, konser musik secara nyata dapat memberikan nilai tambah yang signifikan terhadap perekonomian suatu negara. Hal ini sudah dibuktikan oleh Singapura yang menghasilkan devisa melimpah usai memboyong musisi Taylor Swift ke Negeri Singa tersebut.

Hal ini disampaikannya dalam agenda peresmian Peluncuran Digitalisasi Layanan Perizinan Penyelenggaraan Event di Gedung Tribrata Dhamawangsa, Jakarta Selatan, Senin (24/6/2024).

“Apa yang terjadi kalau kita berbondong-bondong nontonnya ke Singapura? Ada yang namanya capital outflow. Aliran uang dari Indonesia menuju ke Singapura, kita kehilangan. Kehilangan uang bukan hanya untuk beli tiket, tetapi kehilangan uang Indonesia untuk bayar hotel, makan, untuk transport dan lainnya,” ujarnya dalam forum tersebut.

Orang nomor satu di Indonesia itu pun menyinggung soal Taylor Swift yang mengadakan konser tur dunianya dengan memilih Singapura sebagai lokasi yang mewakili Asia Tenggara pada Maret lalu.

Dia meyakini konser yang terselenggara selama 6 hari itu dihadiri oleh penonton yang mayoritas berasal dari Indonesia. Mengingat, kata Jokowi, penggemar Taylor Swift apabila ditinjau melalui layanan penyiaran musik Spotify di Indonesia mencapai 2,2 juta orang.

“Diselenggarakan selama 3 jam setiap harinya, dan dihadiri totalnya 360.000 orang berbondong-bondong ke Singapura. Sekali lagi, saya pastikan separuh dari yang nonton itu orang Indonesia,” ucapnya.

Jokowi pun memahami alasan Singapura seringkali mendapatkan kepercayaan untuk menyelenggarakan pagelaran musik akbar. Penyebabnya, Kepala Negara menilai bahwa kemampuan Negeri Singa itu dalam kecepatan pelayanan, kemudahan akses, keamanan, dan dukungan pemerintah menjadi modal utama.

Presiden ke-7 RI itu pun mencontohkan konser musik lainnya, yaitu band Coldplay yang mengadakan pertunjukkan di Indonesia selama satu hari, sedangkan Singapura mendapatkan jatah 6 hari. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu pun berani memastikan kembali bahwa penonton mayoritas pun berasal dari Indonesia.

“Sekali lagi, yang nonton itu separuh adalah dari Indonesia. Saya pastikan lebih dari separuh dari Indonesia, karena di Indonesia tiketnya baru 20 menit saja sudah habis, tetapi [Indonesia] mau nambah [hari] tidak bisa. Kenapa? Karena memang urusan perizinan kita ruwet. Padahal kualitas suara sound system waktu Coldplay di GBK dengan yang di sana, itu bagus yang di sini,” pungkas Jokowi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper