Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sritex (SRIL) Anggap Kebijakan Permudah Impor Tekstil Lumpuhkan Industri

Sritex menilai longgarnya aturan impor produk tekstil ikut menggerus kekuatan industri dalam negeri.
Sejumlah karyawan tengah memproduksi pakaian jadi di salah satu pabrik produsen dan eksportir garmen di Bandung, Jawa Barat, Selasa (25/1/2022). Bisnis/Rachman.
Sejumlah karyawan tengah memproduksi pakaian jadi di salah satu pabrik produsen dan eksportir garmen di Bandung, Jawa Barat, Selasa (25/1/2022). Bisnis/Rachman.

Bisnis.com, JAKARTA- PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) mewanti-wanti pemerintah untuk menerapkan kebijakan yang tak sekadar menghidupkan perdagangan di pasar domestik, tetapi juga keberlangsungan industri dalam negeri.

Direktur Keuangan SRIL Welly Salam membandingkan kondisi dan kebijakan perlindungan industri yang diterapkan Amerika Serikat terhadap produk-produk impor asal China.

"Kita juga harus berkaca di negara kita, kita harus fokus juga kepada industri karena kalau kebijakan-kebijakan tidak mendukung ini akan sulit untuk mempertahankan industri ya," kata Welly dalam Public Expose, Selasa (25/6/2024).

Dalam hal ini, Welly menyoroti fenomena penutupan usaha di Amerika Serikat ketika negara tersebut dibanjiri produk impor dan fokus pada aktivitas perdagangan.

Pada 2020, dia menyebut banyak perusahaan trading atau perdagangan di Amerika Serikat, sedangkan terdapat 500.000 perusahaan industri mengalami kepailitan

"Banyak perusahaan-perusahaan itu sangat besar sekali mengalami kepailitan di sana, itu sekitar hampir mencapai 500.000 karena mereka hanya melakukan kegiatan-kegiatan trading," jelasnya.

Namun, dia melihat AS mulai menyadari ketergantungan dengan produk China dan negara lain maka dampaknya tidak baik bagi negara tersebut. Banjirnya barang impor juga membuat AS tidak memiliki produk-produk khusus.

"Kalau sudah industrinya sudah berkurang menjadi sedikit atau tidak ada itu bisa membuat negara kita sangat tergantung kepada produk-produk impor," ujarnya.

Adapun, baru-baru ini SRIL melakukan pemangkasan karyawan untuk memperbaiki kinerja keuangan yang terbebani imbas turunnya pesanan. Pada awal tahun ini, Sritex PHK 3.000 karyawan atau 23% dari tahun lalu.

"Apakah PHK akan dilanjutkan lagi? Ya ini tergantung kepada kebijakan-kebijakan pemerintah yang tentunya saat ini kita juga sedang ditunggu tidak hanya dari Sritex, tetapi juga dari Asosiasi Pertekstilan Indonesia [API]," pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper