Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ramalan Shell Soal Bisnis Pelumas Indonesia di Tengah Banjir Mobil Listrik

Shell memproyeksikan bisnis pelumas di Tanah Air di tengah kehadiran mobil listrik yang makin banyak di Tanah Air.
Petugas beraktivitas di SPBU Shell Indonesia di Jakarta, Senin (22/1/2024)/JIBI/Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Petugas beraktivitas di SPBU Shell Indonesia di Jakarta, Senin (22/1/2024)/JIBI/Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, PRAYA – Shell optimistis bisnis pelumas di Indonesia dinilai masih memiliki prospek yang cerah. Populasi penduduk RI menempati urutan ke-4 terbesar di dunia menjadi alasan. Era mobil listrik menjadi tantangan sekaligus peluang.

Managing Director Lubricants of Shell Indonesia Andri Pratiwa mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam beberapa tahun terakhir cukup konsisten dibandingkan dengan negara lainnya sehingga Indonesia menjadi salah satu market penting bagi Shell.

Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat ditopang oleh proyek infrastruktur sehingga bisnis peralatan industri pun sangat berkembang. Hal ini membuat Indonesia menjadi market sangat penting bagi Shell Indonesia. 

“Kami memang melihat Indonesia ini market yang sangat penting, kami ikut berkontribusi terhadap pertumbuhan Indonesia. Di Indonesia ini berkomitmen untuk berinvestasi yang berkelanjutan,” ujarnya, Sabtu (6/7/2024). 

Adapun sejak awal tahun 2015, Shell Indonesia membangun pabrik pelumas pertama, yang bernama Marunda di Bekasi dengan kapasitas 136 juta liter per tahun.

Kemudian, pada 2022, Shell memperluas pabrik pelumas Marunda (Lubricants Oil Blending Plant/ LOBP) di Bekasi untuk memenuhi permintaan akan produk pelumas premium yang terus meningkat di Indonesia. Perluasan LOBP untuk meningkatkan kapasitas produksinya agar dapat menghasilkan hingga 300 juta liter produk pelumas per tahun dibandingkan dengan kapasitas awal di 136 juta liter.

Pada di Maret 2024, pabrik manufaktur gemuk atau Grease Manufacturing Plant (GMP) pertamanya di Indonesia. Pabrik grease milik Shell Indonesia nantinya akan berkapasitas 12 juta liter grease per tahun dan akan menjadikannya sebagai pabrik grease terbesar ketiga yang dibangun Shell secara global.

Adapun produk gemuk Shell dengan jenama Gadus ini merupakan suatu zat pelumas dengan kekentalan tinggi yang berfungsi untuk mengurangi gesekan antara dua permukaan yang bergesekan satu sama lain. GMP ini akan memproduksi produk gemuk (grease) yang sering digunakan dalam berbagai implementasi seperti bearing dan roda gigi.

Selain itu, grease diaplikasikan pada semua kendaraan atau peralatan di berbagai sektor, seperti pertambangan, baja, robotik, hingga alat-alat yang berkaitan dengan transisi energi seperti kendaraan listrik, kereta cepat listrik, hingga pembangkit energi terbarukan.

Pabrik ini akan memiliki kemampuan untuk menghasilkan produk grease berkualitas tinggi dalam berbagai jenis kemasan, seperti drum, pail, dan kantung cairan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dari berbagai industri, termasuk manufaktur umum, pulp dan kertas, baja, peleburan, listrik, armada, konstruksi, agrikultur, pemangkit listrik, dan pertambangan.

Pabrik grease ini direncanakan akan memproduksi sebagian besar produk pelumas Shell di Indonesia, meningkatkan kontribusi lokal terhadap ekonomi dan menciptakan lapangan kerja bagi talenta Indonesia.

Dengan kapasitas produksi yang terus ditingkatkan, Shell berharap dapat memenuhi permintaan yang terus berkembang dari pasar dalam negeri hingga tahun 2030. 

“Kami membantu program pemerintah untuk membantu dari sisi devisa untuk menyimpan devisa dan juga memberikan nilai ekonomi karena ini dibangun di sini oleh talent-talent di sini,” katanya. 

Dia meyakini kehadiran pabrik grease terbaru ini tentu akan memudahkan Shell dalam memasok grease ke berbagai sektor industri di Indonesia. Pasalnya, selama ini grease yang dijual Shell tidak diproduksi di Indonesia melainkan melalui impor. 

Jika nanti GMP beroperasi, maka sebesar 98% produk yang dipasarkan di Indonesia telah diproduksi langsung di Tanah Air. Pasalnya, sebelum GMP beroperasi baru 90% produk Shell diproduksi di Tanah Air. Sisanya 2% produk lainnya masih diimpor dimana  lebih pada aplikasi-aplikasi khusus dari Original Equipment Manufacturer (OEM).

Mobil Listrik

Untuk menangkap peluang kendaraan listrik, Shell telah mengembangkan produk pelumas khusus e-fluid. Cairan tersebut telah dipasok ke sejumlah produsen kendaraan listrik. Namun pihaknya enggan membeberkan lebih lanjut merek kendaraan listrik tersebut. Adapun terdapat 3 cairan pelumas yang diproduksi untuk kendaraan listrik yakni Shell EV-plus e-transmission fluid, Shell EV plus e-thermal fluid, dan Shell EV plus e-grease. 

“Kami memiliki kapasitas produksi di Indonesia untuk mendukung pasar lokal, sehingga tidak perlu mengimpor lagi. Memang produk ini belum dijual secara komersial di pasaran umum. Kami telah melakukan persiapan matang, melihat semakin banyaknya mobil listrik di jalanan, peluang ini semakin besar,” ucap Andri

Menurutnya, era elektrifikasi tak menjadi ancaman bagi bisnis pelumas, namun menjadi potensi pertumbuhan meskipun saat ini masih minim. Terlebih, terdapat peningkatan penggunaan kendaraan berbahan bakar mix energy seperti ICE (internal combine engine), electric vehicle (EV), dan hybrid yang merupakan peluang besar. 

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yanita Petriella
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper