Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bahlil Bakal Tinjau Izin Tambang Perusahaan yang Tak Mau Bangun Smelter

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia bakal mengevaluasi izin tambang perusahaan yang tidak mau membangun fasilitas pengolahan dan pemurnian atau smelter.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memberikan sambutan saat acara serah terima jabatan di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (19/8/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memberikan sambutan saat acara serah terima jabatan di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (19/8/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan bakal mengevaluasi izin tambang perusahaan yang tidak mau membangun fasilitas pengolahan dan pemurnian atau smelter.

Bahlil menuturkan, dirinya bakal melakukan sidak atau peninjauan ke perusahaan-perusahaan tambang guna melihat komitmen perusahaan tersebut dalam melakukan hilirisasi.

“Besok pengusaha-pengusaha nasional ini, Pak, yang sudah dikasih izin-izin tambang, kalau tidak bangun smelter, saya izin saya akan tinjau saja, Pak,” kata Bahlil saat menghadiri acara Peresmian Smelter Tembaga dan Pemurnian Logam Mulia PT Amman Mineral Internasional Tbk di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin (23/9/2024).

Bahlil mengatakan, dirinya bakal memaksa perusahaan yang mendapatkan izin tambang untuk membangun fasilitas pemurnian ini. Hal tersebut dilakukan agar komoditas yang ditambang memiliki nilai tambah dan tidak hanya dijual dalam bentuk bahan mentah saja.

“Jadi harus dipaksa dulu bangun smelter, kalau tidak izinnya dipakai untuk jual-jual [bahan mentah] saja,” ujarnya.

Adapun, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan smelter tembaga dan pemurnian logam mulia PT Amman Mineral Nusa Tenggara, anak usaha PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat. Jokowi meyakini kehadiran smelter Amman bakal mendongkrak nilai tambah untuk visi hilirisasi Tanah Air.

Orang nomor satu di Indonesia itu menjelaskan bahwa smelter terbaru Amman di Sumbawa Barat itu akan memiliki kapasitas produksi hingga 220.000 ton katoda tembaga, 18 ton untuk emas, 55 ton perak, dan 850.000 ton asam sulfat.

“Bisa dibayangkan kalau penambangan dan pengolahan di Sumbawa yang dikerjakan oleh PT Amman ini mengolah 900.000 ton konsentrat per tahun. Karena selama ini hanya diekspor dalam bentuk konsentrat mentahan, nilai tambahnya tidak berada di kita, nilai tambahnya berada di negara-negara lain yang memiliki smelter,” ujar Jokowi.

Lebih lanjut, Kepala Negara mengatakan bahwa biaya yang dirogoh untuk membangun smelter tembaga dan pemurnian logam mulia Amman menelan investasi hingga Rp21 triliun.

Dalam proses pengoperasian smelter ini, Amman telah melakukan commisioning berbagai infrastruktur pendukung salah satunya dengan menggunakan teknologi double-flash cyclone untuk menghasilkan katoda tembaga sebagai produk utama.

Harapannya, kata Jokowi, dengan pengoperasian smelter itu bisa memberikan efek berganda atau multiplier effect sebanyak-banyaknya baik bagi masyarakat dan membuka lapangan kesempatan lapangan kerja di wilayah setempat.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper