Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SGAR Fase I Targetkan Produksi 3.000 Ton Alumina per Hari

Injeksi Bauksit Perdana Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) fase I bakal memiliki kapasitas produksi hingga 3.000 ton alumina per hari.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat meresmikan Injeksi Bauksit Perdana Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) PT Borneo Alumia Indonesia fase I, Mempawah, Kalimantan Barat, Selasa (24/9/2024). JIBI/Maria Y. Benyamin
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat meresmikan Injeksi Bauksit Perdana Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) PT Borneo Alumia Indonesia fase I, Mempawah, Kalimantan Barat, Selasa (24/9/2024). JIBI/Maria Y. Benyamin

Bisnis.com, JAKARTA – Direktur Utama PT Borneo Alumina Indonesia (PT BAI) Leonard M Manurung menaksir Injeksi Bauksit Perdana Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) fase I bakal memiliki kapasitas produksi hingga 3.000 ton alumina per hari.

Dia mengatakan bahwa SGAR dimaksudkan menjadi penghubung rantai pasok antara mineral bijih bauksit di Kalimantan Barat dengan pabrik peleburan aluminium milik PT Inalum.

Lantaran baru rampung untuk fase I, dia menururkan target produksi perusahaan baru berkisar untuk produksi awal di angka 500—1.000 ton per hari.

"Nantinya pada saat proyek sudah berjalan normal, maka produksi sudah mendekati di angka 3.000 ton per hari yang diharapkan terjadi pada kuartal I/2025," ujarnya usai meresmikan Injeksi Bauksit Perdana Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) PT Borneo Alumia Indonesia, Mempawah, Kalimantan Barat, Selasa (24/9/2024).

Dia mengatakan proyek SGAR didedikasikan penuh untuk Inalum.

Menurutnya, PT BAI harus memenuhi kebutuhan Inalum. Saat ini, lanjutnya, Inalum sebagai pemegang saham tentunya yang membutuhkan alumina itu membutuhkan kurang lebih 600.000 ton alumina per tahun.

"Nanti sisanya baru kita serah, kita distribusikan untuk kebutuhan baik domestik maupun untuk di ekspor,” ujarnya kepada wartawan.

Ke depan, Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) akan memiliki kapasitas produksi 1 juta ton alumina per tahun dengan estimasi bahan baku bauksit sebanyak 3,3 juta ton per tahun. 

Rencana proyek yang menghabiskan dana US$831 juta ini akan mulai memproduksi alumina pertamanya pada kuartal IV/2024 dan memiliki performa penuh pada kuartal I/2025.

Dengan begitu, ke depan Indonesia bisa melakukan sendiri proses pengolahan bauksit menjadi aluminium sehingga tak lagi bergantung kepada negara lain.

Dia melanjutkan dalam melakukan pengolahan bijih bauksit menjadi alumina perusahaan sudah menyiapkan sekitar 100.000 bijih bauksit untuk kesiapan di commissioning awal.

Dia melanjutkan nantinya ore atau bijih yang dibutuhkan akan dipasok dari Izin Usaha Pertambangan (IUP) Antam yang paling dekat dari tambang di Mentawah kemudian nantinya mereka akan bergerak ke IUP lainnya sampai nanti ke IUP di Kabupaten Landak.

PT BAI akan terus melakukan pengiriman dari Antam sampai kita bisa memenuhi stockpile 300.000 ton.

"Saat produksi sudah normal itu akan berputar dengan sendirinya dari stockpile akan masuk ke dalam sistem kita akan terus melakukan pengiriman dari Antam. Total kebutuhan kita untuk satu tahun adalah 3—3,5 juta ton bauksit  yang akan kita terima dari Antam,” pungkas Leonard.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper