Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengusaha Bauksit Merana, Pemerintah Diminta Perkuat Harga Patokan Mineral

Asosiasi Pengusaha Bauksit dan Bijih Besi Indonesia (AP3BI) meminta pemerintah untuk memperkuat implementasi harga patokan mineral (HPM) untuk bauksit.
Tumpukan bauksit yang siap diolah di gudang (stockyard) bauksit milik PT Borneo Alumina Indonesia (BAI)/Bisnis
Tumpukan bauksit yang siap diolah di gudang (stockyard) bauksit milik PT Borneo Alumina Indonesia (BAI)/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Pengusaha Bauksit dan Bijih Besi Indonesia (AP3BI) meminta pemerintah untuk memperkuat implementasi harga patokan mineral (HPM) untuk komoditas bauksit menyusul ditutupnya keran ekspor bijih bauksit.

Pelaksana Harian Ketua Umum APB3I Ronald Sulistyanto mengatakan, penguatan kebijakan harga patokan ini penting bagi para penambang bauksit. Sebab, di tengah pelarangan ekspor dan masih terbatasnya kapasitas smelter bauksit yang menyerap produksi penambang, bauksit dibeli dengan harga di bawah HPM.

"Patokan mineral itu kalau demand-nya sedikit, supply-nya banyak, ya pabrik bermain dengan harga. Itu yang enggak boleh," ujar Ronald kepada Bisnis, Selasa (24/9/2024).

Kondisi yang merugikan penambang itu, kata Ronald, bisa mengancam keberlanjutan usaha penambang bauksit dan bisa menyebabkan produksi bauksit dalam negeri berkurang.

"Kalau penambangnya sudah berhenti, tidak mau produksi bauksit lagi, [smelter] aluminanya mau terima [bauksit] dari mana? Mau impor? Mahal, enggak cucok dengan harga yang ada," katanya.

Pengusaha tambang bauksit, lanjut Ronald, juga akan kesulitan untuk melakukan investasi membangun smelter bila tidak memperoleh keuntungan. Pasalnya, kata Ronald, biaya untuk membangun smelter cukup besar sekitar US$1,2 miliar. 

Untuk itu, dia meminta pemerintah membuat pengaturan yang jelas terkait dengan penerapan HPM untuk bauksit dan menindak tegas smelter-smelter yang tidak menaati harga patokan tersebut.

“Maka harus pemerintah membuat aturan yang jelas dan punya punishment terhadap pabrik yang tidak menaati HPM. Ini sekarang tujuannya adalah di situ. Kalau itu ada gairah nanti. Para penambang akan keluar dari tidurnya,” ucapnya.

"Kami enggak usah ekspor, enggak masalah. Cuma masalahnya sekarang harus ada lahan yang bisa kita jual dong. Kalau enggak ada lahan untuk dijual mau ke mana? Kasian penambangnya sudah 'Senin Kamis' sekarang nih," imbuhnya.

Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan mayoritas pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian atau smelter bauksit masih mandek.

Ada sebanyak 12 smelter bauksit yang dikembangkan, tetapi baru empat yang beroperasi. Adapun, salah satu kendala pembangunan smelter bauksit adalah sulitnya pendanaan. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper