Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Moodys Soroti Rendahnya Kucuran Pinjaman Non-Bank di Asia Pasifik

Moody's Ratings menyoroti masih rendahnya pemanfaatan kredit swasta di wilayah Asia Pasifik, termasuk Indonesia.
Menkeu Sri Mulyani Indrawati menyambut kunjungan dari VP Moody’s Sovereign Risk Group Anushka Shah dan VP Senior Credit Officer Martin Petch di Jakarta, Senin (4/3/2024). Instagram @smindrawati
Menkeu Sri Mulyani Indrawati menyambut kunjungan dari VP Moody’s Sovereign Risk Group Anushka Shah dan VP Senior Credit Officer Martin Petch di Jakarta, Senin (4/3/2024). Instagram @smindrawati

Bisnis.com, JAKARTA – Lembaga pemeringkatan kredit internasional, Moody’s Ratings, menyoroti masih rendahnya pemanfaatan kredit swasta di wilayah Asia Pasifik, termasuk di Indonesia. 

Dalam laporannya berjudul Private credit - APAC: Sector will continue to expand, driven by niche demand amid economic growth yang rilis pada 3 Oktober 2024, menuliskan bahwa pasar kredit swasta di Asia Pasifik berkembang pesat dalam satu dekade terakhir, tetapi bank masih mendominasi.

“Dominasi bank yang terus berlanjut dalam penyaluran kredit di kawasan ini berarti pasar kredit swasta masih rendah,” tulis Moody’s, dikutip Minggu (6/10/2024). 

Tercatat per 2023, kredit yang diberikan oleh perbankan mencakup 86%, sedangkan sektor swasta mencakup sisanya yakni 14%. 

Berbeda kondisi dengan Eropa, di mana bank menjelaskan 46% kredit dan sisanya dari sektor privat atau swasta. Bahkan di Amerika Serikat (AS), kredit dari pihak swasta menjelaskan 67% dari total pinjaman dan sisanya dari bank. 

Moody’s mendefinisikan kredit swasta mencakup pinjaman non-bank kepada perusahaan pasar menengah, sebagian besar di bawah kepemilikan ekuitas swasta, yang utang dan sahamnya tidak diperdagangkan secara publik, serta collateralized loan obligations (CLO), efek beragun aset (EBA) swasta, aset-aset bisnis yang memiliki peringkat investasi tinggi, dan pembiayaan dana. 

Dalam laporan tersebut, berfokus pada pinjaman langsung yang diberikan oleh dana kredit swasta. 

Bagi para investor, kredit swasta menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan aset-aset yang diperdagangkan di bursa efek yang lebih likuid dan menawarkan transparansi eksternal.

Meski demikian, Moody’s memperkirakan kredit swasta di Asia Pasifik masih akan terus berkembang, dibantu oleh pertumbuhan ekonomi dan permintaan khusus. 

Di mana kredit swasta akan terus menarik permintaan dari perusahaan-perusahaan pasar menengah karena dapat membantu mengisi kesenjangan pendanaan mereka. Selain itu, kredit swasta dapat menjadi keuntungan bagi perusahaan yang mencari pendanaan untuk proyek-proyek seperti pembangunan infrastruktur atau pembelian dengan leverage (leveraged buyout). 

Hal ini dikarenakan investor utama kredit swasta di Asia-Pasifik adalah investor institusional jangka panjang dengan tingkat selera risiko yang lebih tinggi dibandingkan bank, sehingga mereka memiliki lebih banyak kelonggaran untuk berpartisipasi dalam pendanaan untuk transaksi yang relatif lebih berisiko. 

Di sisi lain, investor tersebut juga akan mengalokasikan investasi mereka di Amerika Serikat dan Eropa.

Negara-negara besar yang sudah maju akan mendorong pertumbuhan kredit swasta, seperti Australia, Jepang, dan Korea, yang memiliki sistem keuangan dan hukum yang lebih canggih, serta kumpulan investor yang lebih besar. 

Di beberapa negara berkembang termasuk China dan India, permintaan kredit swasta akan didorong oleh pertumbuhan ekonomi dan perbaikan sistem regulasi dan hukum.

 

1728187961_49293620-eac6-4c08-bf92-7efcf79ac565.
1728187961_49293620-eac6-4c08-bf92-7efcf79ac565.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper