Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kontribusi Investasi untuk Pertumbuhan Ekonomi RI Merosot, Ini Sebabnya!

Menteri Investasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani mengungkapkan kontribusi investasi kepada pertumbuhan ekonomi terus menurun. Apa penyebabnya?
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani memberikan paparan saat pembukaan Jakarta Investment Festival (JIF) 2024 di Jakarta, Jumat (6/9/2024). /Bisnis-Abdurachman
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani memberikan paparan saat pembukaan Jakarta Investment Festival (JIF) 2024 di Jakarta, Jumat (6/9/2024). /Bisnis-Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan P. Roeslani mengungkapkan kontribusi investasi kepada pertumbuhan ekonomi Indonesia terus menurun.

Rosan menjelaskan, dahulu investasi mampu berkontribusi hingga 1/3 kepada pertumbuhan ekonomi Indonesia namun kini hanya 1/4. Dia menjelaskan konsumsi rumah tangga selalu menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Kalau kita lihat struktur pertumbuhan ekonomi, paling besar itu dari konsumsi dalam negeri kita yang kuat, kurang lebih sekarang 53-54%. Kedua, datang dari investasi. Investasi sekarang kurang lebih 24-25%. Dulu, konsumsi kita bisa 57-58%, dan investasi bisa mencapai 30% atau lebih, sekarang hanya 24-25%," ungkap Rosan dalam acara Kompas100 CEO Forum yang dikutip dari rilis media BKPM, Sabtu (12/10/2024).

Mantan bos Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) ini menekankan pentingnya peningkatan kontribusi investasi terhadap pertumbuhan ekonomi. Terkhusus, sambungnya, di sektor-sektor strategis seperti energi bersih dan manufaktur kendaraan listrik.

Menurutnya, pemerintah ke depan akan mengarahkan investasi ke industri berkelanjutan untuk menyesuaikan permintaan global. Jika tidak maka Indonesia akan kalah saing dari negara-negara tetangga.

"Saya baru dari Singapura, bertemu dengan perusahaan Sembcorp. Mereka telah berinvestasi di 13 kawasan industri hijau di Vietnam, dan akhir tahun ini akan bertambah menjadi 18," ungkap Rosan.

Dia mengaku terus mendorong pembangunan kawasan industri yang menggunakan energi bersih. Bahkan, Rosan mengungkapkan pemerintah telah berencana untuk mempercepat pembangunan kawasan industri berbasis energi bersih.

"Kalau kita bicara menarik investasi di sektor EV manufacturing, EV car, EV battery, mereka [negara-negara maju] juga menuntut sumber energi yang digunakan berasal dari energi bersih. Kenapa? Supaya sesuai dengan visi mereka," katanya.

Sebagai informasi, data Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan bahwa kontribusi konsumsi rumah tangga sebesar 54,53% untuk pertumbuhan ekonomi pada Kuartal II/2024. Sementara itu, investasi berkontribusi sebesar 27,89%.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper