Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News BisnisIndonesia.id: Izin Tambang Ormas hingga PR Industri Kemasan

Penyelesaian izin tambang untuk Ormas Agama hingga PR industri kemasan menjadi isu dari lima berita pilihan yang dirangkum dalam Top 5 News Bisnisindonesia.id.
Top 5 News. Sumber: Canva
Top 5 News. Sumber: Canva

Bisnis.com, JAKARTA— Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus mengebut proses pemberian izin usaha pertambangan khusus (IUPK) batu bara kepada organisasi kemasyarakatan (ormas) keagamaan Tanah Air.
Penyelesaian terkait izin tambang untuk Ormas Agama hingga pekerjaan rumah industri kemasan menjadi isu dari lima berita pilihan yang dirangkum dalam Top 5 News Bisnisindonesia.id edisi Senin (14/10/2024). Berikut berita selengkapnya:

1.Kejar Tayang Izin Tambang untuk Ormas Keagamaan
Setelah memastikan segera terbitnya IUPK batu bara untuk Nahdlatul Ulama karena telah disetujui oleh Presiden Joko Widodo serta menyiapkan lokasi pertambangan untuk Muhammadiyah, Kementerian ESDM kini menjanjikan IUPK untuk Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP Persis).
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengaku sudah berkoordinasi dengan PP Persis terkait dengan pemberian wilayah izin usaha pertambangan khusus (WIUPK) batu bara. “Oh, kami kasih [WIUPK untuk Persis]. Lagi dalam proses. Persis PIC-nya [person in charge alias penanggung jawab] sudah telepon saya,” kata Bahlil, Minggu (13/10/2024).
Namun, Bahlil belum mau bicara banyak terkait dengan progres pemberian izin tersebut. Yang jelas, imbuhnya, pemerintah memang menawarkan WIUPK bekas Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) secara prioritas kepada badan usaha yang dimiliki oleh ormas keagamaan.
Setidaknya, terdapat enam konsesi tambang eks PKP2B yang akan ditawarkan secara prioritas kepada ormas keagamaan, yakni berasal dari penciutan lahan bekas PKP2B PT Kaltim Prima Coal (KPC), PT Arutmin Indonesia, PT Kendilo Coal Indonesia, PT Multi Harapan Utama, PT Adaro Energy Tbk., dan PT Kideco Jaya Agung.
Adapun, langkah PP Persis tersebut menambah daftar ormas keagamaan yang menerima tawaran untuk mengelola WIUPK dari pemerintah. Sejauh ini, sudah ada Nahdlatul Ulama (NU) yang mengajukan terlebih dahulu izin tambang tersebut, yang kemudian diikuti oleh Muhammadiyah.
Ketua Umum PP Persis Jeje Zaenudin sebelumnya mengungkapkan bahwa putusan organisasi itu menerima tawaran pemerintah terkait dengan pemberiuan WIUPK sesuai dengan hasil rapat Majelis Penasihat dan Sidang Pleno Dewan Hisbah atau Majelis Fatwa PP Persis yang digelar pada 2—3 Juli 2024.
“Kita sudah putuskan untuk menerima tawaran usaha tambang ini,” kata Jeje saat dihubungi Bisnis, Selasa (30/7/2024).
Sejalan dengan itu, imbuhnya, PP Persis bakal mempersiapkan segala persyaratan dan prosedur yang dibutuhkan untuk mengajukan permohonan pengelolaan tambang. Selain itu, Persis juga bakal mengagendakan untuk melakukan pertemuan dengan pemerintah guna memastikan syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan IUPK. “Serta kawasan mana saja yang tersedia dan potensial dari pertambangan tersebut,” ujar Jeje.
2. Memanaskan Mesin Investasi RI dari Modal Asing
Mesin investasi RI tak boleh padam di tengah ambisi mengejar pertumbuhan ekonomi. Investasi langsung asing merupakan pekerjaan rumah bagi pemerintahan baru untuk memacu geliat ekonomi di Tanah Air.
Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengatakan bahwa kebutuhan investasi langsung asing atau foreign direct investment (FDI) perlu menjadi perhatian pemerintah bila ingin memacu kinerja pertumbuhan ekonomi.
Sendi-sendi ekonomi tak bisa bergerak tanpa aliran investasi asing di tengah ambisi melepas jerat pertumbuhan ekonomi 5%. Seperti diketahui, presiden terpilih Prabowo Subianto menargetkan pencapaian pertumbuhan ekonomi hingga 8% yang tak bisa dicapai dengan cara biasa. Terlebih, tren pertumbuhan ekonomi di atas 5% pupus selama 10 tahun pemerintahan Joko Widodo dan hanya terjadi pada rentang tahun 1980-an.
Dia menyebut investasi asing menjadi penambal bagi keterbatasan dana di Tanah Air. Dia menyebut tabungan di dalam negeri tak cukup memodali misi pengindustrian.
"Sehingga untuk mendanai pembangunan mau tidak mau kita membutuhkan investasi asing dari luar," jelas Yusuf kepada Bisnis, Minggu (13/10/2024).
Dalam konteks tersebut, dia menekankan pentingnya investasi di industri manufaktur karena berpotensi menyerap banyak tenaga kerja. Jika tenaga kerja banyak terserap maka konsumsi rumah tangga akan meningkat."Ini seharusnya bisa berdampak positif terhadap konsumsi rumah tangga," ucapnya.
Tidak sampai situ, investasi di sektor industri juga bisa mendorong peningkatan ekspor, meredam konsentrasi terhadap ekspor bahan mentah. Bagaimanapun, lanjutnya, investasi di sektor industri ini seharusnya bisa melahirkan inovasi produk yang punya nilai tambah tinggi.
"Dengan nilai tambah yang tinggi maka seharusnya kompetitif produk ekspor Indonesia akan bisa bersaing dengan produk ekspor dari negara lain," tuturnya.
3.Prospek Emiten Saham Batu Bara Tersengat Panasnya Harga Emas Hitam
Prospek emiten batu bara, seperti PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) hingga PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) dinilai potensial tersengat katalis gejolak geopolitik.
Tim Riset Samuel Sekuritas menilai harga saham emiten batu bara berpotensi naik seiring dengan peningkatan harga batu bara secara global. Harga batu bara rata-rata telah melonjak menjadi US$150,1/ton didorong oleh kenaikan tajam harga minyak, yang mendorong konsumen beralih ke batu bara sebagai pengganti bahan bakar.
Sementara itu, pergerakan harga minyak masih dipengaruhi oleh konflik di Timur Tengah, terutama antara Israel dan Iran. "Selain itu, katalis positif lainnya adalah curah hujan tinggi di China yang menghambat produksi batu bara di China, sementara konsumsi industri terus meningkat," tulis Tim Riset Samuel Sekuritas pada Jumat (11/10/2024).
Samuel Sekuritas pun mempertahankan perkiraan harga batu bara sepanjang 2024 di level US$136/ton. Samuel Sekuritas sendiri menjadikan saham ADRO sebagai pilihan utama dan mempertahankan peringkat beli untuk ADRO dengan target harga di level Rp4.700 per lembar.
Sebelumnya, Head of Research Kiwoom Sekuritas Sukarno Alatas juga menjelaskan sentimen positif emiten batu bara datang dari kenaikan jangka pendek harga komoditas batu bara akibat suplai yang terganggu akibat faktor cuaca. Hal tersebut terjadi di tengah potensi peningkatan permintaan atas stimulus ekonomi China.
"Harga batu bara juga didorong oleh kenaikan harga gas di tengah meningkatnya konflik di Timur Tengah dan ketidakseimbangan pasokan-permintaan energi yang sedang berlangsung," ucap Sukarno, Kamis (10/10/2024).
4.Peta Jalan Pembangunan Gedung Hijau Indonesia Diluncurkan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM) bersama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) serta Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) secara resmi meluncurkan peta jalan Penyelenggaraan dan Pembinaan Bangunan Gedung Hijau Indonesia.
Peluncuran yang bertepatan dengan Hari Habitat Dunia dan Hari Kota Dunia ini sekaligus menjadi wujud sinergi antara berbagai kementerian dalam upaya bersama menghadapi tantangan perubahan iklim dan memenuhi target pembatasan peningkatan suhu global agar tidak melampaui 1,5 derajat celcius.
Dikutip dari laman resmi Kementerian ESDM, peta jalan Penyelenggaraan dan Pembinaan Bangunan Gedung Hijau Indonesia tersebut merupakan tindak lanjut komitmen pemerintah terkait dengan penurunan emisi karbon secara nasional, menuju target jangka panjang untuk mewujudkan nol emisi karbon (net zero emission/NZE) di Indonesia.
Hal itu juga selaras dengan UU 54 Tahun 2024 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2020—2045 untuk melanjutkan penurunan emisi karbon dan mewujudkan pembangunan rendah karbon di Indonesia.
Di sisi lain, untuk mewujudkan sinergi dalam pembinaan penyelenggaraan Bangunan Gedung Hijau (BGH) kepada pemerintah daerah diperlukan kerja sama lintas kementerian yang menjadi penanggung jawab sektor energi, sub sektor bangunan, dan penyelenggaraan urusan pemerintahan dalam negeri.
Oleh karena itu, bersamaan dengan peluncuran Peta Jalan Penyelenggaraan dan Pembinaan Bangunan Gedung Hijau dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) yang berlaku 5 tahun antara Menteri PUPR, Menteri ESDM, dan Menteri Dalam Negeri sebagai dasar kerja sama dalam melakukan pembinaan penyelenggaraan BGH dan konservasi energi di tingkat daerah oleh pemerintah provinsi/kabupaten/kota.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menyebutkan bahwa peluncuran peta jalan Penyelenggaraan dan Pembinaan Bangunan Gedung Hijau Nasional tersebut dapat menjadi momentum awal penerapan praktik bangunan gedung hijau di Indonesia melalui penguatan sinergi lintas instansi pemerintah pusat dan daerah, sebagai salah satu upaya menurunkan gas rumah kaca pada subsektor bangunan gedung.
5.Pekerjaan Rumah Industri Kemasan
Future Market Insights Inc. (FMI) memproyeksikan pasar kemasan konsumen Indonesia pada 2024 bertumbuh di kisaran 5,3% dibandingkan dengan tahun lalu menjadi US$10,6 miliar.
Permintaan pasar kemasan tersebut juga diproyeksikan terus menguat dengan tingkat pertumbuhan tahunan 5,5% dalam 10 tahun mendatang (2024-2034).
"Industri kemasan konsumen Indonesia diperkirakan bernilai US$10,6 miliar pada 2024 dan diperkirakan akan mencapai US$18,2 miliar pada 2034," dikutip dari laporan FMI bertajuk Consumer Packaging Industry Analysis in Indonesia, Minggu (13/11/2024).
Pada tahun ini, sebagian besar pertumbuhan ini didorong oleh kemasan fleksibel, yang mendominasi pasar hingga 68,4%. Permintaan terhadap jenis kemasan ini pun diperkirakan tumbuh 5,1% selama dekade berikutnya.
Kemasan fleksibel merupakan pembungkus yang populer karena keunggulannya, seperti ringan, bermutu andal, mudah disesuaikan, dan harga yang bersaing. Kemasan fleksibel juga irit bahan dan menghasilkan 75% lebih sedikit emisi gas rumah kaca dibandingkan dengan kemasan tradisional.
Plastik tetap menjadi bahan utama dalam industri kemasan konsumen, menguasai sekitar 50% pangsa pasar. Pada 2034, nilai kemasan plastik diperkirakan mencapai US$9,6 miliar. Dominasi plastik sebagian besar disebabkan oleh daya tarik visualnya, yang meningkatkan citra merek, dan menarik konsumen.
Selain itu, kemasan plastik menjaga kebersihan dan kesegaran produk, memberikan kepastian kepada pengguna akhir. Efektivitas biayanya semakin memperkuat statusnya sebagai pilihan yang disukai banyak bisnis, mendorong adopsi yang meluas di berbagai sektor.
Industri makanan menonjol sebagai pengguna akhir utama solusi kemasan konsumen, yang diproyeksikan akan mengontribusi pasar 49,8% pada 2034. Permintaan yang konsisten untuk makanan berkemasan, yang dikonsumsi setiap hari, membuat pangsa pasarnya signifikan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : BisnisIndonesia.id
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper