Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tujuan Utama Ekspor Kopi Indonesia, dari Amerika Serikat hingga Negara Tetangga

Ekspor kopi Indonesia dalam kurun Januari-September 2024 mencapai US$1,49 miliar. Berikut negara-negara yang menggandrungi kopi asli Indonesia.
Biji kopi Indonesia, salah satu komoditas ekspor andalan. / Bisnis-Himawan L Nugraha
Biji kopi Indonesia, salah satu komoditas ekspor andalan. / Bisnis-Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Kopi Indonesia menjadi salah satu komoditas yang dinikmati pasar global. Sejumlah negara tercatat terus memesan komoditas itu dari Indonesia sehingga ekspor kopi terus terjaga.

Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan bahwa Indonesia mengekspor kopi dalam jumlah besar ke berbagai negara.

Dalam kurun Januari—September 2024, ekspor kopi Indonesia tercatat mencapai 342.330 ton atau senilai US$1,49 miliar. Adapun, impor kopi Indonesia tercatat relatif kecil, yakni hanya 67.650 ton atau senilai US$319,84 juta.

Berdasarkan data itu, perdagangan kopi Indonesia mencatatkan surplus sekitar US$1,17 miliar.

Sejumlah negara tetangga ternyata menjadi tujuan utama ekspor kopi Indonesia. Filipina menempati posisi teratas ekspor kopi Indonesia, yang pada September 2024 mencapai 85.000 ton.

"Negara tujuan ekspor kopi Indonesia adalah filipina, AS [Amerika Serikat], dan Malaysia," ujar Amalia dalam konferensi pers, Selasa (15/10/2024).

Jenis kopi Indonesia yang menjadi primadona di pasar ekspor adalah robusta. BPS mencatat bahwa ekspor maupun impor didominasi jenis robusta yang tidak digongseng dan tidak dihilangkan kafeinnya.

Volume ekspor kopi robusta mencapai 148.340 ton atau mencatatkan porsi hingga 43,32%. Sementara impornya tercatat 35.400 ton atau porsi 52,32%.

"Negara asal impor kopi Indonesia adalah kopi dari Vietnam, Brasil, dan Malaysia," ujar Amalia.

Pada kesempatan yang sama, Amalia melaporkan bahwa neraca perdagangan Indonesia pada September 2024 masih surplus US$3,26 miliar. Artinya, Indonesia mempertahankan surplus neraca dagang 53 bulan berturut-turut.

"Pada September 2024 neraca perdagangan barang mencatatkan surplus sebesar US$3,26 miliar atau naik sebesar US$0,48 miliar secara bulanan," ujar Amalia.

Seperti apa saat ini diskusi dengan konsorsium LG apa sudah ada kemajuan untuk pembahasan JV di sisi hulu tambang dan smelter?


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper