Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mobil Listrik, Tank, hingga Senjata Dorong Impor RI Capai US$170,87 Miliar

BPS melaporkan sejumlah komoditas dari kelompok penggunaan bahan baku/penolong, barang modal, dan konsumsi pada Januari-September 2024 mencapai US$170,8 miliar.
Ilustrasi mobil listrik. / Pixabay-andreas160578
Ilustrasi mobil listrik. / Pixabay-andreas160578

Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan sejumlah komoditas dari kelompok penggunaan bahan baku/penolong, barang modal, dan konsumsi sepanjang Januari hingga September 2024 mencapai US$170,87 miliar. Terdapat komoditas yang jadi pendorong impor Indonesia.

Kelompok tersebut masing-masing 3,94%, 3,31%, dan 4,26% dari periode yang sama tahun lalu. 

Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan secara umum total nilai impor sementara sepanjang Januari—September 2024 senilai US$170,87 miliar atau naik sebesar 3,86% dibanding periode yang sama tahun lalu. 

"Andil utama peningkatan nilai impor tersebut disumbang oleh impor Bahan Baku/Penolong sebesar 2,87%," ujarnya dalam konferensi pers, Selasa (15/10/2024).  

Impor bahan baku/penolong sepanjang Januari—September 2024 tercatat senilai US$124,74 miliar. Berdasarkan dokumen yang Bisnis terima, terdapat lima komoditas utama impor dari kelompok tersebut. 

Pertama, komoditas yang berasal dari kode HS 27101971 atau bahan bakar kendaraan bermesin diesel, senilai US$3,44 miliar. Kemudian komoditas kode HS 71081210 atau emas batangan yang akan diolah kembali, senilai US$2,71 miliar. 

Selanjutnya komoditas batu bara, baik yang sudah dihancurkan maupun belum, tetapi tidak teraglomerasi, termasuk batu bara bituminus dan batu bara coking (HS 27011210) tercatat senilai US$2,14 miliar.

Kode Harmonized System (HS) 27090020 menjelaskan kondensat. BPS mencatat impor komoditas tersebut mencapai US$942 juta sepanjang Januari—September 2024. 

Komoditas bijih dan konsentrat besi, selain bijih besi yang dipanggang, dan non-aglomerasi (HS 26011190) yang senilai US$423,5 juta. 

Sementara impor menurut penggunaan barang modal pada periode yang sama senilai US$29,79 miliar, utamanya terdongkrak oleh impor smartphones atau telepon pintar (HS 85171300) senilai US$1,6 miliar.  

Komoditas lainnya, yakni radio remote control apparatus (HS 85269200). Kode HS ini juga berlaku untuk radar apparatus dan radio navigational aid apparatus

Selain itu, juga pesawat udara dengan berat tanpa muatan melebihi 15.000 kg (HS 88024010), peranti lunak sistem operasi (HS 99011000), serta kendaraan bermotor yang digunakan untuk mengangkut barang dengan desain khusus untuk penggunaan di luar jalan raya, dengan berat kotor gabungan (g.v.w.) lebih dari 45 ton, dan bukan CKD (HS 87041037). 

Sementara untuk impor barang konsumsi yang mencapai US$16,34 miliar, salah satunya berasal dari bahan bakar kendaraan bermesin diesel (HS 27101971).  

Kemudian komoditas gir peluncur kendaraan udara dan bagiannya; deckarrestor atau alat semacam itu dan bagiannya (HS 88051000), tank dan kendaraan tempur lapis baja lainnya, bermotor, dilengkapi dengan senjata maupun tidak, dan bagian dari kendaraan tersebut (HS 87100000).

Selain itu, komoditas Mobil Sport/Station Wagon Berpenggerak Motor Listrik (HS 87038098) dan senjata militer selain revolver, serta pistol (HS 93019000). 

Sementara khusus untuk September 2024, impor tercatat senilai US$18,82 miliar. Terdiri dari barang konsumsi senilai US$1,85 miliar, kemudian bahan baku/penolong US$13,44 miliar, dan barang modal senilai US$3,53 miliar. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper