Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Angka Pengangguran di Afrika Selatan Melonjak Gara-Gara Trump, Kok Bisa?

Kebijakan Trump memangkas dana bantuan AS picu pengangguran di Afrika Selatan naik ke 33,2% pada Juni 2025.
Presiden AS Donald Trump menyerahkan salinan artikel kepada Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa yang menurutnya menunjukkan warga kulit putih telah dibunuh di Afrika Selatan, di Ruang Oval Gedung Putih di Washington, DC, AS, Rabu 21 Mei 2025./Reuters-Kevin Lamarque
Presiden AS Donald Trump menyerahkan salinan artikel kepada Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa yang menurutnya menunjukkan warga kulit putih telah dibunuh di Afrika Selatan, di Ruang Oval Gedung Putih di Washington, DC, AS, Rabu 21 Mei 2025./Reuters-Kevin Lamarque
Ringkasan Berita
  • Kebijakan Presiden AS Donald Trump yang memangkas dana bantuan luar negeri berkontribusi pada peningkatan angka pengangguran di Afrika Selatan.
  • Angka pengangguran di Afrika Selatan melonjak ke 33,2% pada Juni 2025, dengan sektor pelayanan masyarakat kehilangan 42.000 lapangan kerja.
  • Pemotongan dana dari program AS untuk penanggulangan AIDS mengancam keberlangsungan LSM dan program kesehatan penting di Afrika Selatan.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA - Kebijakan Presiden AS Donald Trump untuk memangkas dana bantuan luar negeri berkontribusi ke peningkatan angka pengangguran di Afrika Selatan.

Bahkan, angka pengangguran di negara tersebut mencapai level tertinggi setahun terakhir usai banyak pegawai di sektor kemasyarakatan dan jasa sosial kehilangan pekerjaan.

Dikutip dari Bloomberg, Selasa (12/8/2025), angka pengangguran Afrika Selatan melonjak ke 33,2% dalam waktu tiga bulan hingga Juni 2025, dari 32,9% pada kuartal sebelumnya. 

Sektor pelayanan masyarakat kehilangan 42.000 lapangan kerja pada kuartal tersebut dan menjadi jumlah terbesar di antara enam sektor ekonomi yang mengalami banyak pemutusan hubungan kerja.

"Peninjauan lebih jauh terhadap sub-sektor layanan masyarakat dan sosial menyoroti dampak pemotongan bantuan [dari AS]," kata Solly Molayi dari Statistik Afrika Selatan.

Molayi menambahkan pihaknya juga melihat penurunan tenaga kerja di sektor pekerja kesehatan dan sosial, di mana organisasi nirlaba paling banyak berada di sektor ini.

Rencana Darurat Presiden AS untuk Penanggulangan AIDS mulai mengurangi pendanaan pada Januari tahun ini, menempatkan LSM pada risiko penutupan dan mengancam program kesehatan penting. 

Sekitar 17%, atau US$440 juta per tahun, dari pengeluaran Afrika Selatan untuk menanggapi epidemi HIV berasal dari program AS tersebut.

Adapun, Afrika Selatan memiliki jumlah orang yang hidup dengan HIV tertinggi di dunia, sekitar 8 juta orang atau setara dengan 13% dari populasi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro