Bisnis.com, JAKARTA - Kebijakan Presiden AS Donald Trump untuk memangkas dana bantuan luar negeri berkontribusi ke peningkatan angka pengangguran di Afrika Selatan.
Bahkan, angka pengangguran di negara tersebut mencapai level tertinggi setahun terakhir usai banyak pegawai di sektor kemasyarakatan dan jasa sosial kehilangan pekerjaan.
Dikutip dari Bloomberg, Selasa (12/8/2025), angka pengangguran Afrika Selatan melonjak ke 33,2% dalam waktu tiga bulan hingga Juni 2025, dari 32,9% pada kuartal sebelumnya.
Sektor pelayanan masyarakat kehilangan 42.000 lapangan kerja pada kuartal tersebut dan menjadi jumlah terbesar di antara enam sektor ekonomi yang mengalami banyak pemutusan hubungan kerja.
"Peninjauan lebih jauh terhadap sub-sektor layanan masyarakat dan sosial menyoroti dampak pemotongan bantuan [dari AS]," kata Solly Molayi dari Statistik Afrika Selatan.
Molayi menambahkan pihaknya juga melihat penurunan tenaga kerja di sektor pekerja kesehatan dan sosial, di mana organisasi nirlaba paling banyak berada di sektor ini.
Baca Juga
Rencana Darurat Presiden AS untuk Penanggulangan AIDS mulai mengurangi pendanaan pada Januari tahun ini, menempatkan LSM pada risiko penutupan dan mengancam program kesehatan penting.
Sekitar 17%, atau US$440 juta per tahun, dari pengeluaran Afrika Selatan untuk menanggapi epidemi HIV berasal dari program AS tersebut.
Adapun, Afrika Selatan memiliki jumlah orang yang hidup dengan HIV tertinggi di dunia, sekitar 8 juta orang atau setara dengan 13% dari populasi.