Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prompt Manufacturing Index BI Kuartal III/2024: Kinerja Industri Terus Melambat

Kinerja PMI BI kuartal III/2024 masih ditopang oleh industri pengelolaan tembakau, industri batang galian bukan logam, serta industri mesin dan perlengkapan.
Pekerja beraktivitas pada Alva Manufacturing Facility di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu (20/9/2023).  Bisnis/Arief Hermawan P
Pekerja beraktivitas pada Alva Manufacturing Facility di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu (20/9/2023). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia melaporkan kinerja lapangan usaha industri pengolahan alias manufaktur terus melambat seperti yang tercermin laporan Prompt Manufacturing Index atau PMI BI pada kuartal III/2024.

Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Ramdan Denny Prakoso menjelaskan, PMI BI kuartal III/2024 sebesar 51,54%. Kinerja PMI BI tersebut ditopang oleh industri pengelolaan tembakau (ekspansi 59,83%), industri batang galian bukan logam (56,81%), serta industri mesin dan perlengkapan (54,58%).

"Perkembangan tersebut sejalan dengan kinerja kegiatan lapangan usaha industri pengolahan berdasarkan hasil survei kegiatan dunia usaha Bank Indonesia yang tetap tumbuh dengan nilai saldo bersih tertimbang sebesar 1,38%," jelas Denny dalam keterangannya, Kamis (17/10/2024).

Kendati angka tersebut tetap berada di teritorial ekspansif, namun jika dibandingkan dengan PMI BI periode sebelumnya secara kuartalan dan tahunan maka tampak terjadi perlambatan.

Pada Kuartal II/2024 misalnya, PMI BI sebesar 51,97%. Sementara itu pada kuartal III/2023, PMI BI sebesar 52,93%.

Pelemahan tersebut sejalan dengan perkembangan kegiatan lapangan usaha manufaktur hasil survei kegiatan dunia usaha BI yang tercatat melambat secara kuartalan: nilai saldo bersih tertimbang senilai 1,38% pada kuartal III/2024, lebih rendah dari 1,65% pada kuartal II/2024.

Bahkan, Denny mengungkapkan BI memproyeksikan kinerja manufaktur kembali melambat pada Kuartal IV/2024 yaitu sebesar 51,13%. Meski tetap ekspansif namun angka tersebut lebih rendah dari 51,54% pada Kuartal III/2024.

"Berdasarkan komponen pembentuknya, mayoritas komponen diprakirakan berada pada fase ekspansi dengan indeks tertinggi pada komponen Volume Produksi [52,57%], diikuti Volume Total Pesanan [51,48%], dan Volume Persediaan Barang Jadi [51,25%]," ujar Denny.

Prakiraan PMI BI Kuartal IV/2024 tersebut, sambungnya, sejalan dengan hasil survei kegiatan dunia usaha yaitu nilai saldo bersih tertimbang kegiatan usaha Kuartal IV/2024 diproyeksikan sebesar 0,80% atau lebih rendah dari 1,38% pada Kuartal III/2024.

Sebagai informasi, setidaknya ada lima indikator pembentuk PMI BI yaitu volume produksi, volume total pesanan barang input, volume persediaan barang jadi, penggunaan tenaga usaha, dan kecepatan penerimaan barang pesanan input.

Seperti apa saat ini diskusi dengan konsorsium LG apa sudah ada kemajuan untuk pembahasan JV di sisi hulu tambang dan smelter?


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper