Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Beda Jauh Hitungan Sri Mulyani Vs Indef soal Dampak Ekonomi Makan Bergizi Gratis

Menkeu Sri Mulyani dan Indef mempunyai hasil perhitungan yang jauh berbeda ihwal dampak program Makan Bergizi Gratis ke pertumbuhan ekonomi pada tahun depan.
Seorang siswi menunjukkan menu makanan dalam simulasi penerapan program makanan gratis di SMPN 2 Curug, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (29/2/2024). JIBI/Annasa Rizki Kamalina
Seorang siswi menunjukkan menu makanan dalam simulasi penerapan program makanan gratis di SMPN 2 Curug, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (29/2/2024). JIBI/Annasa Rizki Kamalina

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Institute for Development of Economics and Finance alias Indef mempunyai hasil perhitungan yang jauh berbeda ihwal dampak program Makan Bergizi Gratis ke pertumbuhan ekonomi pada tahun depan.

Dalam Buku II Nota Keuangan RAPBN 2025, Sri Mulyani dan jajarannya memperkirakan program Makan Bergizi Gratis (MBG) hanya berkontribusi sekitar 0,1% ke produk domestik bruto (PDB) pada 2025.

Dia menjelaskan, perkiraan tersebut didasarkan anggaran program MBG sebesar Rp71 triliun dan harapan penyerapan tenaga kerja hingga 820.000 orang pada tahun depan.

Sementara itu, Indef turut melakukan studi terhadap proyek percontohan (pilot project) program MBG yang sudah dilakukan di sejumlah daerah. Hasilnya, program MBG menunjukkan efek pengganda (multiplier effect) yang cukup besar.

Direktur Eksekutif Indef Esther Sri Astuti menjelaskan, peningkatan Rp1 triliun terhadap belanja pendidikan akan mendorong peningkatan nilai PDB sekitar Rp63,52 triliun.

"Nah, anggaran Makan Bergizi Gratis yang ditetapkan kemarin Rp71 triliun pada 2025 akan mendorong PDB sekitar Rp4.510 triliun atau kalau kita hitung dalam persentase sekitar 34,2% dari PDB," ungkapnya dalam diskusi publik Indef secara daring, Kamis (17/10/2024).

Artinya, perhitungan Sri Mulyani dan Indef berbeda hingga 34%: Sri Mulyani menilai program MBG hanya berkontribusi 0,1 ke PDB pada tahun depan, sementara Indef memprakirakan program MBF berkontribusi hingga 34,2% ke PDB pada 2025

Proyeksi Indef

Bahkan, Indef telah melakukan estimasi manfaat ekonomi pelaksanaan MBG dari 2025—2029 berdasarkan jumlah sasaran penerima manfaat dan rencana anggaran per tahunnya.

Perinciannya: pada 2025 jumlah sasaran program MBG sebanyak 19,47 juta orang dengan anggaran Rp71 triliun sehingga daya dorong terhadap PDB diperkirakan mencapai Rp4.510 triliun.

Pada 2026, estimasi jumlah sasaran program MBG sebanyak 30,46 juta orang dengan anggaran Rp109,7 triliun sehingga daya dorong terhadap PDB diperkirakan mencapai Rp6.967,2 triliun.

Pada 2027, estimasi jumlah sasaran program MBG sebanyak 41,45 juta orang dengan anggaran Rp149,2 triliun sehingga daya dorong terhadap PDB diperkirakan mencapai Rp9.479,4 triliun.

Pada 2028, estimasi jumlah sasaran program MBG sebanyak 62,17 juta orang dengan anggaran Rp223,8 triliun sehingga daya dorong terhadap PDB diperkirakan mencapai Rp14.219,1 triliun.

Pada 2029, estimasi jumlah sasaran program MBG sebanyak 82,9 juta orang dengan anggaran Rp298,4 triliun sehingga daya dorong terhadap PDB diperkirakan mencapai Rp18.958,8 triliun.

"Nah gampangnya seperi apa? Jadi setiap Rp1.000 yang dikeluarkan oleh MBG maka akan memberikan manfaat hingga Rp63.500 terhadap perekonomian," jelas Esther.

Seperti apa saat ini diskusi dengan konsorsium LG apa sudah ada kemajuan untuk pembahasan JV di sisi hulu tambang dan smelter?


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper