Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi Tahunan Oktober 2024 Sentuh 1,71%, Beras dan Rokok Kretek Penyumbang Utama

Inflasi tahunan Indoonesia pada Oktober 2024 lebih rendah dibanding bulan sebelumnya yang mencapai 1,84% pada September 2024 (YoY).
Buruh mengangkut karung beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Buruh mengangkut karung beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia mengakhiri tren deflasi bulanan pada Oktober 2024. Di sisi lain, inflasi secara tahunan melandai dibandingkan bulan sebelumnya.

Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan Indonesia mengalami inflasi sebesar 1,71% secara tahunan (year on year/YoY) pada Oktober 2024 dan 0,08% secara bulanan (month to month/MtM).

”Terjadi peningkatan Indeks harga konsumen (IHK) dari 104,23 pada Oktober 2023 menjadi naik ke level 106,01 pada Oktober 2024,” ujar Amalia dalam rilis berita resmi statistik, Jumat (1/11/2024).

Sebelumnya, Indonesia mencatatkan deflasi sebesar 0,12% secara MtM dan inflasi tahunan 1,84% pada September 2024.

Berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi tahunan didorong kelompok kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi sebesar 2,35% dan memberikan andil 0,67% terhadap inflasi umum.

Adapun komoditas yang memberikan andil inflasi tahunan adalah beras dan sigaret kretek mesin sebesar masing-masing 0,15% dan 0,13%.

”Komoditas lain yang juga memberikan andil inflasi cukup besar adalah kopi bubuk, minyak goreng, bawang merah, dan gula pasir,”

Komoditas lain di luar kelompok ini yang juga memberikan andil inflasi cukup signifikan adalah emas perhiasan dan nasi dengan lauk dengan andil inflasi sebesar 0,35% dan 0,06%.

Sementara itu secara bulanan, Amalia menjelaskan Indonesia pada Oktober 2024 mencatatkan inflasi sebesar 0,08%.

Indeks harga konsumen (IHK) naik ke level 106,01 pada Oktober 2024, dari 105,93 pada September 2024.

”Inflasi bulan Oktober 2024 ini mengakhiri tren deflasi yang terjadi sejak Mei 2024,” ujar Amalia dalam rilis berita resmi statistik, Jumat (1/11/2024).

Adapun kelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar adalah perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan inflasi sebesar 0,94 % dan memberikan andil inflasi 0,06%.

Sementara itu, komoditas yang dominan mendorong inflasi pada kelompok ini adalah emas perhiasan yang memberikan andil inflasi sebsar 0,06%.

Sebelumnya, berdasarkan konsensus ekonom yang terhimpun dalam Bloomberg meyakini IHK yang dirilis BPS akan mulai mencatatkan inflasi secara bulanan (month to month/MtM) maupun tahunan (year on year/YoY). 

Dari 31 ekonom, nilai tengah proyeksi inflasi tahunan pada Oktober 2024 adalah 1,66% YoY. Angka tersebut lebih rendah dari posisi September 2024 yang sebesar 1,84%. 

Proyeksi terendah inflasi tahunan periode tersebut adalah 1,46% YoY, sedangkan tertinggi sebesar 1,8%. Dengan demikian, tidak ada satu pun ekonom yang memprediksikan inflasi tahunan lebih tinggi dari bulan sebelumnya. 

Melihat secara bulanan, nilai tengah proyeksi IHK Oktober 2024 memang mencatatkan inflasi tipis di angka 0,03% MtM. Meski demikian, terdapat sejumlah ekonom yang tergabung dalam konsensus tersebut meramalkan deflasi masih akan terjadi. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper