Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemendag Targetkan Pertumbuhan Ritel Nasional Capai 5% di 2025

Kemendag menargetkan pertumbuhan bisnis industri ritel Indonesia dapat mencapai 5% pada tahun depan.
Ilustrasi inflasi atau kenaikan harga bahan-bahan pokok. Pelanggan memilih barang kebutuhan di salah satu ritel modern di Depok, Jawa Barat, Minggu (30/7/2023). JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha
Ilustrasi inflasi atau kenaikan harga bahan-bahan pokok. Pelanggan memilih barang kebutuhan di salah satu ritel modern di Depok, Jawa Barat, Minggu (30/7/2023). JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menargetkan pertumbuhan bisnis industri ritel Indonesia dapat mencapai 5% pada tahun depan.

Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menyampaikan, pemerintah akan mendorong agar pertumbuhan bisnis ritel nasional lebih berkualitas di 2025.

“Kita akan terus tingkatkan ya dari tahun ini sekitar 5% [di 2025],” kata Budi Santoso di sela-sela agenda pembukaan UMKM Gathering Indogrosir di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Minggu (10/11/2024).

Ditemui terpisah, Executive Director Operational Indogrosir Anton Prasetyo mengharapkan agar pertumbuhan bisnis ritel pada 2025 lebih baik dibandingkan tahun ini.

Diakuinya, persaingan industri ritel tahun ini cukup berat, tercermin dari banyaknya ritel-ritel yang memutuskan untuk menutup gerainya. Belum lagi, adanya penurunan daya beli, yang turut berdampak terhadap kinerja industri ritel nasional.

Di tengah ketatnya persaingan dan tutupnya sejumlah ritel, Anton bersyukur karena Indogrosir masih tetap bertahan. Bahkan, Indogrosir berencana untuk membuka gerai baru di Bali, Surabaya, dan Bandung.

Adapun dia mengharapkan agar bisnis ritel nasional dapat tumbuh positif, sebesar 5% di 2025. “Harus optimis, dengan optimis supaya bisa tumbuh, harapan tahun depan bisa lebih baik dari tahun ini,” ujarnya.

Dalam catatan Bisnis, sektor ritel diperkirakan memiliki peluang untuk tumbuh di tengah penyusutan daya beli kelas menengah. Peluang tersebut dapat ditangkap lewat fokus hilirisasi industri yang sedang digenjot pemerintah.  

Menurut riset Nielsen, periode 2000-2012, ritel dapat tumbuh dengan rata-rata 14% dan pertumbuhan ekonomi nasional di atas 6%. Padahal, proporsi kelas menengah kala itu hanya 25% dan 75% merupakan kelas bawah.  

Consumer and Retail Strategist PT Nielsen Company Yongky Susilo mengatakan, hilirisasi menjadi salah satu peluang untuk pelaku usaha ritel dengan hadirnya investasi baru yang membuka kesempatan pertumbuhan di berbagai sektor.  

“Kita punya peluang dari proyeksi dengan adanya hilirisasi, sekarang di kisaran US$5.000 [per tahun] nanti 2030 diprediksi US$10.000, jadi ketika saya tarik ke sana, wah ini another consumer boom,” kata Yongky dalam agenda Indonesia Industry Outlook 2025 Conference, Rabu (23/10/2024).

Menurut Yongky, hilirisasi dapat menjadi peluang bagi pertumbuhan ekonomi dan pemulihan daya beli apabila nilai tambah dan manfaat dari program tersebut bisa dirasakan oleh masyarakat, bukan hanya kalangan pemilik usaha.

Hal utama yang harus dilakukan yakni fokus mendatangkan investasi. Dia melihat investor dari China dan Singapura tengah berbondong-bondong untuk membuka usaha di Indonesia.

“China nih dahsyat sekali mau ke sini banyak mau menciptakan pekerjaan kalau buka cafe saja, coffee, bubble tea, mereka mau buka 1.000 per tahun itu satu outlet aja udah hire 10.000, dan ini terus ada rencananya,” jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper