Bisnis.com, JAKARTA — Penunjukkan Scott Bessent oleh Presiden terpilih Donald Trump sebagai Menteri Keuangan AS berdampak pada pelemahan kurs dolar AS yang baru-baru ini mencatatkan reli positif.
Mengutip Bloomberg pada Senin (25/11/2024), mata uang AS melemah terhadap semua mata uang Grup 10 dengan euro, pound, dan Australia memimpin kenaikan terhadap dolar AS. Peso Meksiko, baht Thailand, dan yuan China mengungguli mata uang pasar berkembang lainnya.
Nilai kurs Dolar AS membukukan kenaikan mingguan terpanjang dalam lebih dari setahun pada Jumat (22/11/2024) pekan lalu karena para pedagang terus memperhitungkan kebijakan fiskal Trump termasuk tarif perdagangan yang luas dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Hal ini mendorong euro ke level terendah dalam dua tahun terhadap dolar sementara franc Swiss merosot ke level terlemahnya sejak Juli.
Pelaku pasar yang disurvei oleh Bloomberg setelah penunjukan Bessent melihat manajer lembaga dana lindung nilai (hedge fund) tersebut mengambil pendekatan yang lebih bertahap terhadap tarif dan mencoba mengendalikan defisit anggaran, yang dianggap sebagai tanda-tanda positif bagi ekonomi dan pasar AS.
"Setelah pencalonan lainnya, dan pertarungan sengit di antara para pesaing untuk jabatan Menteri Keuangan, Anda benar-benar dapat mendengar desahan lega dari para pelaku pasar keuangan di AS ketika Bessent diumumkan," tulis Kepala Penasihat Ekonomi di UniCredit Bank GmbH, Erik Nielsen dalam sebuah catatan kepada klien, dilansir dari Bloomberg.
Baca Juga
Sementara itu, mengutip Reuters, Bessent juga disebut secara terbuka mendukung dolar AS yang kuat dan telah mendukung tarif. Hal tersebut menunjukkan bahwa setiap penurunan mata uang mungkin akan cepat berlalu.
"Bessent secara terbuka memuji kekuatan dolar menyusul berita kemenangan pemilihan Trump, jadi saya akui agak bingung dengan anggapan bahwa melemahnya dolar disebabkan oleh pengangkatannya. Dia adalah seorang yang sangat agresif dalam hal fiskal, jadi mungkin itu ada hubungannya dengan itu, tetapi melihat berarti mempercayainya," kata Ray Attrill, Head of FX Research di NAB.
Dolar AS kemungkinan akan mengalami konsolidasi setelah naik selama delapan minggu berturut-turut untuk ketiga kalinya di abad ini dan banyak indikator teknis menunjukkan tanda-tanda overbought.
Sementara itu, Currency Strategist di Bank of New Zealand Jason Wong mengatakan bahwa dolar AS akan mengalami konsolidasi setelah pergerakan luar biasa akhir-akhir ini akibat sentimen Trump trade dan arus data ekonomi yang lebih kuat.
"Bahkan jika dolar AS dapat memperoleh keuntungan lebih lanjut dalam beberapa bulan mendatang, dolar AS akan mengalami jeda," ujarnya.