Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dampak Tarif Trump, AS Berpotensi Raup Bea Masuk US$300 Miliar

Menkeu AS Scott Bessent menyebut pemerintah berpotensi mendapat penerimaan bea masuk sebesar US$300 miliar dari kebijakan tarif impor Presiden Donald Trump.
Presiden AS Donald Trump menunjukkan perintah eksekutif yang telah ditandatangani saat pengumuman tarif di Rose Garden, Gedung Putih, Washington, DC, AS, pada hari Rabu (2/4/2025). Trump memberlakukan tarif pada mitra dagang AS di seluruh dunia, serangan terbesarnya terhadap sistem ekonomi global yang telah lama dianggapnya tidak adil. Fotografer: Jim Lo Scalo / EPA / Bloomberg
Presiden AS Donald Trump menunjukkan perintah eksekutif yang telah ditandatangani saat pengumuman tarif di Rose Garden, Gedung Putih, Washington, DC, AS, pada hari Rabu (2/4/2025). Trump memberlakukan tarif pada mitra dagang AS di seluruh dunia, serangan terbesarnya terhadap sistem ekonomi global yang telah lama dianggapnya tidak adil. Fotografer: Jim Lo Scalo / EPA / Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Scott Bessent menyebut pemerintah berpotensi mendapat penerimaan bea masuk sebesar US$300 miliar dari kebijakan tarif impor yang dikeluarkan Presiden Donald Trump.

Melansir Reuters pada Rabu (9/7/2025), Bessent menyebut penerimaan bea masuk dari kebijakan tarif telah mencapai sekitar US$100 miliar sepanjang 2025. Dia memperkirakan penerimaan tersebut akan melonjak menjadi US$300 miliar hingga akhir tahun.

Bessent menyampaikan,  lonjakan pendapatan tarif sebagian besar mulai terealisasi pada kuartal II/2025, setelah Trump memberlakukan tarif universal sebesar 10% atas seluruh impor AS, serta menaikkan bea masuk untuk baja, aluminium, dan otomotif.

“Jadi, kami memperkirakan totalnya bisa melewati US$300 miliar pada akhir tahun,” ujarnya dalam rapat kabinet di Gedung Putih.

Menurut juru bicara Departemen Keuangan AS, proyeksi tersebut mengacu pada akhir tahun kalender 2025, yakni 31 Desember, bukan pada akhir tahun fiskal pemerintah AS yang jatuh pada 30 September.

Apabila target US$300 miliar tercapai, maka penerimaan tarif akan mengalami lonjakan signifikan dalam beberapa bulan ke depan. Hal tersebut juga mengindikasikan adanya peningkatan tarif secara signifikan dan menyeluruh terhadap berbagai produk impor.

Bessent menambahkan, Kantor Anggaran Kongres atau Congressional Budget Office (CBO) memperkirakan bahwa pendapatan dari tarif selama 10 tahun ke depan akan mencapai US$2,8 triliun. Namun, menurutnya angka tersebut masih terlalu konservatif.

Data Departemen Keuangan menunjukkan bea masuk bruto AS mencapai rekor tertinggi sebesar US$22,8 miliar pada Mei 2025, naik hampir empat kali lipat dibandingkan US$6,2 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Dengan demikian, total penerimaan bea masuk sepanjang delapan bulan pertama tahun fiskal 2025 telah mencapai US$86,1 miliar, sementara untuk lima bulan pertama tahun kalender 2025 tercatat sebesar US$63,4 miliar.

Hasil anggaran bulan Juni dijadwalkan akan diumumkan pada Jumat (11/7/2025) waktu setempat, dan diperkirakan menunjukkan lonjakan tambahan dalam penerimaan bea masuk. 

Berdasarkan pernyataan harian keuangan Departemen Keuangan, hingga 30 Juni 2025 total gabungan bea masuk dan pajak cukai telah menembus US$122 miliar untuk tahun fiskal berjalan.

Trump sebelumnya menetapkan tenggat baru pada 1 Agustus 2025 untuk mulai memberlakukan tarif timbal balik yang lebih tinggi terhadap hampir seluruh mitra dagang AS. 

Namun, pemerintahannya membuka peluang negosiasi dengan beberapa negara dalam tiga pekan ke depan untuk memperoleh keringanan.

“Uang besar akan mulai masuk pada 1 Agustus. Hal itu sudah cukup jelas melalui surat-surat yang kami kirim kemarin dan hari ini,” kata Trump.

Dalam kesempatan yang sama, Trump juga mengumumkan rencana penerapan tarif sebesar 50% atas impor tembaga—logam industri yang digunakan di berbagai sektor, mulai dari konstruksi perumahan, elektronik konsumen, kendaraan, jaringan listrik hingga alat-alat militer. 

Selain itu, tarif tambahan atas produk semikonduktor dan farmasi juga tengah dipersiapkan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper