Bisnis.com, JAKARTA – PT PLN (Persero) memperkirakan program 3 juta rumah per tahun akan menambah permintaan kelistrikan sebesar 6,3 terawatt hour (TWh) per tahun dengan kebutuhan kapasitas daya +1 gigawatt (GW).
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan total permintaan atau konsumsi listrik saat ini dari pelanggan rumah tangga sebanyak 83 juta yaitu sebesar 122 TWh per tahun.
“Tentu saja tambahan program rumah 3 juta per tahun itu akan meningkatkan konsumsi sekitar 6,3 TWh per tahun dan ini kalau kita konversi menjadi pembangkit itu ada tambahan sekitar 1 gigawatt per tahun,” kata Darmawan di Jakarta, Jumat (29/11/2024).
Darmawan menerangkan, untuk menambah kebutuhan kapasitas daya 1 GW untuk melayani program 3 juta rumah per tahun ada sejumlah pertimbangan karena tidak dalam satu lokasi.
Untuk mendorong peningkatan kapasitas daya listrik, PLN membeberkan reformasi kunci dari partner perusahaan di China yang dinilai berhasil menyediakan listrik di tengah pertumbuhan rumah tangga yang tinggi.
“Mereka menyampaikan ini ada reform yang mereka lakukan. Pertama adalah establishment Ministry of Housing and Urban Rural Development, ini sudah ada. Kemudian juga ada fundingnya, kemudian ada PPPs atau Public Private Partnerships,” tuturnya.
Baca Juga
Darmawan juga menyoroti pengelolaan yang dilakukan China dalam hal kepemilikan lahan. Dalam hal ini, China melakukan reformasi perumahan dengan mempertahankan tanah milik negara dan menyewakan hak penggunaan, sehingga memungkinkan pertumbuhan perkotaan dan pengembangan pendanaan.
“Ini adalah salah satunya tata kelola yang harus dibangun secara correct, sehingga secara bisnis nanti akan bisa dilakukan adanya financial closing. Untuk financial closing ini tentu saja adanya suatu de-risking sehingga bankable project nya,” jelasnya.
Lebih lanjut, permintaan listrik yang tumbuh seiring dengan bertambahnya kebutuhan kapasitas daya. Dalam hal ini, PLN tengah berencana membangun tambahan kapasitas pembangkit listrik 100 GW hingga 2040.
“75 gigawattnya adalah berbasis pada energi baru terbarukan, 5 GW-nya itu berbasis pada nuklir, dan hanya 20 GW-nya itu pun berbasis pada gas,” pungkasnya.