Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pertanian (Kementan) melaporkan sebanyak 50 ekor sapi perah impor asal Australia sudah tiba di Indonesia.
Puluhan sapi perah impor ini masuk ke dalam target 1 juta ekor sapi perah impor hingga 2029 yang dibidik pemerintah untuk menggenjot produksi susu dalam negeri untuk mendukung Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan minum susu.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementan Agung Suganda mengatakan pihaknya terus mendorong agar mitra peternak membantu pemerintah dengan memasukkan sapi induk atau sapi betina produktif.
Menurut Agung, semakin cepat Indonesia mendatangkan sapi perah impor maka akan semakin baik. Apalagi, dia mengungkap 50 ekor sapi perah impor asal Australia itu dalam keadaan hamil, sehingga Indonesia akan memiliki tambahan anak sapi.
“Yang lewat pesawat itu 50 [sapi] yang bunting, jadi kalau dihitung itu 2 nyawa itu 100 sapi perah dan 600 ekor kambing perah dan domba dari Australia,” ungkap Agung saat ditemui di Gedung Parlemen DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (4/12/2024).
Lebih lanjut, Agung menyampaikan bahwa Kementan juga membantu dan mendorong perizinan sapi perah di Indonesia, serta mempertemukan dengan peternak dalam negeri. Selain itu, lanjut dia, ada juga investor jumbo yang membangun peternakan terintegrasi.
Baca Juga
Adapun, Agung mengeklaim sudah ada 56 perusahaan mitra yang berkomitmen untuk mendatangkan sapi perah impor ke Indonesia.
“Pemerintah harus mendorong agar mitra bukan hanya mikir impor produk saja. Karena kalau impor produk, yang dapat menikmati hanya sebagian kecil dan orang sana. Kalau kita datangkan sapi, yang menikmati peternak, rakyat,” jelasnya.
Dalam keterangan tertulis, Agung menyampaikan bahwa kedatangan 50 ekor sapi perah bunting jenis Frisian Holstein asal Australia merupakan bagian dari rencana blueprint Kementan untuk mendorong peran investor dalam meningkatkan populasi sapi perah di Indonesia.
Agung menerangkan, kedatangan sapi perah bunting ini merupakan wujud komitmen nyata sektor swasta untuk berperan dalam percepatan investasi di Indonesia.
Salah satu perusahaan yang memulai investasi strategis ini adalah PT Juang Jaya Abdi Alam. Dia pun berharap langkah ini dapat menjadi contoh bagi investor lain untuk berkontribusi dalam pembangunan subsektor peternakan.
Rencananya, sapi perah bunting milik PT Juang Jaya Abdi Alam itu akan ditempatkan di Lampung untuk mendukung penyediaan susu di provinsi tersebut. Sapi-sapi tersebut sudah dalam keadaan bunting dengan usia bervariasi antara 3 hingga 7 bulan.
“Harapannya, selain menghasilkan pedet [anak sapi], sapi-sapi ini juga akan mulai memproduksi susu untuk kebutuhan lokal pada pertengahan tahun depan,” tuturnya.