Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengungkap Perum Bulog akan bertransformasi menjadi pembeli siaga (standby buyer) komoditas yang diproduksi petani. Hal ini dilakukan untuk mendorong swasembada pangan yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menyampaikan Bulog memiliki gudang dan sistem operasional yang jelas.
Transformasi kelembagaan Bulog baru dirumuskan dan pembagian tugas antara Bulog dan Bapanas juga sedang diformulasikan.
“Intinya, kita mau dorong swasembada. Swasembada itu kan urutannya banyak, kalau Bulog diposisikan sebagai standby buyer, itu kan keren, standby buyer,” jelas Arief saat ditemui seusai Rapat Koordinasi Terbatas Penetapan Neraca Komoditas Pangan 2025 di Graha Mandiri, Jakarta, Senin (9/12/2024).
Dia menjelaskan, dengan transformasi ini, maka Bulog akan siap siaga menyerap hasil produksi para petani.
“Jadi kalau petani itu produksi, Bulog itu standby buyer. Jadi harga nggak akan jatuh tingkat petani. Jangan sampai Pak Mentan [Andi Amran Sulaiman] produksinya meningkat, kemudian berlimpah, nggak ada yang serap,” terangnya.
Baca Juga
Lebih lanjut, Arief menyampaikan bahwa tugas pokok dan fungsi Bapanas masih mengacu Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2021 tentang Badan Pangan Nasional (Perpres 66/2021).
“Badan Pangan masih menggunakan Perpres 66/2021, nanti kalau ada Perpres berikutnya kita info, ya,” imbuhnya.
Seperti diketahui, pemerintah tengah bekerja dalam memformulasikan skema penguatan Perum Bulog melalui transformasi kelembagaan.
Dalam rapat di Kantor Pusat Bulog, Jakarta pada Jumat (29/11/2024), Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Zulkifli Hasan menyampaikan bahwa pemerintah menginginkan agar Bulog memiliki tubuh yang kokoh.
"Karena kita ingin Bulog itu betul-betul kuat, tetapi juga bisa jalan. Jangan nanti kuat tapi nggak bisa jalan,” ujar Zulhas dalam keterangan tertulis, dikutip pada Senin (9/12/2024).
Zulhas menyebut langkah ini dilakukan untuk mencapai program prioritas Presiden Prabowo Subianto, yakni mencapai swasembada pangan. “Sebagai negara besar harus mampu berdaulat di bidang pangan. Mudah-mudahan kita di 2027 bisa sukses,” tuturnya.
Eks Menteri Perdagangan itu mendorong agar Bulog ke depannya dapat fokus mengelola komoditas pangan pokok strategis, sehingga dapat berperan sebagai stabilisator serta penyangga.
“Yang paling penting, menurut saya, kalau Bulog sudah bisa urus beras dengan jagung, itu luar biasa. Kalau ditambah bonus lagi sama gula, aduh, itu juara dunia. Tidak ada yang bisa mampu [kelola] 3 [komoditas] itu,” ungkapnya.