Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkap progres terkini seputar perundingan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia dan Uni Eropa atau Indonesia–European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA).
Airlangga menuturkan, perundingan IEU-CEPA antara Indonesia dan Uni Eropa telah memasuki tahap negosiasi akhir. Dia menyebut, perundingan tersebut dapat diselesaikan pada paruh pertama tahun depan.
"IEU-CEPA kami targetkan selesai semester I/2025," kata Airlangga dalam Bisnis Indonesia Economic Outlook 2025 di Jakarta pada Selasa (10/12/2024).
Airlangga mengatakan, Indonesia juga tengah mengurus proses aksesi ke beberapa organisasi kerja sama internasional.
Dia memaparkan, upaya pemerintah bergabung ke sejumlah organisasi kerja sama internasional bertujuan untuk memperluas pasar ekspor bagi produk-produk Indoneisa. Pasalnya, pangsa pasar ekspor Indonesia terbilang lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara lainnya.
"Ini tujuannya untuk perluas pasar, memang harus dilakukan karena ekspor kita lebih rendah dibanding negara Asean lain, termasuk Vietnam," ujar Airlangga.
Baca Juga
Dia menuturkan, Indonesia sedang mengurus aksesi untuk bergabung ke Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). Dia menuturkan, pemerintah Indonesia menargetkan dapat bergabung ke OECD dalam 3 hingga 4 tahun ke depan.
Selain itu, Indonesia juga tengah mengupayakan aksesi ke Aliansi Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan atau BRICS. Dia menuturkan, bergabungnya Indonesia ke OECD dan BRICS menunjukkan posisi dan kebijakan luar negeri Indonesia sebagai negara non blok.
Lebih lanjut, Indonesia juga berencana untuk bergabung ke Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik atau Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP). Airlangga menuturkan, upaya Indonesia bergabung ke CPTPP bertujuan untuk membuka pasar di kawasan Amerika Latin atau Amerika Selatan dan Inggris.
Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam, Denis Chaibi, mengungkap penyebab perundingan IEU-CEPA yang tidak kunjung selesai meski telah dibahas selama lebih dari delapan tahun.
Chaibi memaparkan bahwa sejauh ini Indonesia telah berhasil menegosiasikan beberapa perjanjian perdagangan bebas atau free trade agreement. Namun, dia mengatakan perjanjian perdagangan bebas yang disepakati Indonesia utamanya terkait pengurangan tarif.
Di sisi lain, melalui perjanjian ini, Uni Eropa berniat membawa Indonesia untuk lebih terintegrasi pada rantai nilai global atau global value chain.
"Yang berarti bahwa produk masuk, mendapatkan nilai lebih, dan keluar. Jadi, ini bukan sekadar menjual produk akhir. Ini menjual produk antara dan kemudian membeli produk yang lebih baik. Itulah ambisi kami," kata Chaibi.