Bisnis.com, JAKARTA - PT Freeport Indonesia (PTFI) masih melakukan pembahasan dengan pemerintah terkait perpanjangan relaksasi ekspor konsentrat tembaga setelah insiden kebakaran smelter di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik pada Oktober 2024.
VP Government Relations Smelter Technical Support PTFI Harry Pancasakti mengatakan, lobi-lobi dengan pemerintah terkait tambahan kuota ekspor masih berlangsung sembari perbaikan fasilitas smelter yang terdampak kebakaran tersebut.
"Kita sedang berdiskusi dengan pemerintah dalam hal ini terkait itu, masih on progress, sedang memulai perbaikan," kata Harry saat ditemui usai agenda Bisnis Indonesia Economy Outlook 2025, Selasa (10/12/2024).
Dalam hal ini, pihaknya juga belum dapat memberikan kepastian terkait target produksi smelter tembaga hingga akhir tahun. Sebab, kondisi saat ini PTFI bersama pemerintah tengah melakukan asesmen dan rencana perbaikan.
Di sisi lain, Harry menerangkan hingga saat ini smelter yang baru beroperasi pada Juni 2024 lalu itu belum memproduksi konsentrat tembaga secara signifikan.
"Belum [produksi], kita produksinya belum signifikan karena belum mulai, konsentrat yang dilebur menjadi anoda menjadi tembaga itu kan inventorinya nggak gampang seperti manufaktur, jadi banyak produk interim yang dihasilkan tapi belum dapat diselesaikan," ujarnya.
Baca Juga
Adapun, larangan ekspor konsentrat tembaga sebelumnya berlaku mulai Juni 2024. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No. 22/2023.
Pemerintah memutuskan untuk menunda larangan tersebut hingga 31 Desember 2024 melalui Permendag No. 10/2024 yang merupakan perubahan dari Permendag No.22/2023.
Perubahan ini dilakukan lantaran smelter tembaga milik PTFI belum dapat berproduksi dengan skala penuh. Oleh karena itu, relaksasi kembali diberikan sebagai bentuk apresiasi pemerintah terhadap komitmen investasi PTFI.
Namun, belum lama setelah beroperasi, fasilitas pengolahan asam sulfat di smelter Freeport terbakar pada Senin (14/10/2024). Akibatnya, operasi smelter dihentikan sementara sambil menunggu kegiatan perbaikan.
Pararel dengan upaya perbaikan yang diperkirakan selesai 6 bulan lagi, Freeport ingin pemerintah tetap mengizinkan ekspor konsentrat tembaga hingga operasi smelter pulih dan berproduksi 100%.
"Kami melakukan diskusi dengan pemerintah. Semua pihak berkepentingan agar konsentrat dapat terus berlanjut. Kami memiliki fleksibilitas dalam kuota [ekspor] yang ada saat ini mengenai apa yang dapat kami kirimkan hingga tahun 2024. Namun, kami akan meminta fleksibilitas tambahan untuk memastikan bahwa kami dapat mengirimkan semua yang kami produksi pada tahun 2024," ujar President & Chief Executive Officer Freeport-McMoran Inc. Kathleen Quirk dalam Earnings Conference Call Q3 2024, Selasa (22/10/2024) waktu New York, AS.