Bisnis.com, JAKARTA - Boeing akan menginvestasikan dana sebesar US$1 miliar (setara Rp16 triliun) untuk mendukung peningkatan produksi jet berbadan lebar 787 Dreamliner. Rencana ini juga bertujuan untuk memenuhi target produksi sebelumnya sebesar 10 unit per bulan pada 2026.
Dalam pengumuman bersama dengan Departemen Perdagangan South Carolina pada Jumat (13/12/2024), produsen pesawat asal AS tersebut berencana untuk memperluas operasi di fasilitasnya di Charleston County, South Carolina, dengan investasi US$1 miliar dalam peningkatan infrastruktur dan penciptaan 500 pekerjaan baru selama lima tahun ke depan.
"Investasi dan ekspansi tersebut menjadi dasar bagi potensi kenaikan tarif di masa mendatang yang didorong oleh permintaan pasar," kata Boeing.
Pembuat pesawat AS itu menghadapi tekanan dari pesaingnya dari Eropa, Airbus, yang telah mengumumkan rencana untuk meningkatkan produksi A350 menjadi 12 unit per bulan pada 2028.
Setelah jeda yang lama, permintaan untuk pesawat berbadan lebar meningkat tajam karena maskapai penerbangan memperbarui kapasitasnya seiring dengan meningkatnya permintaan untuk perjalanan internasional.
Boeing sedang berupaya meningkatkan produksi pesawat untuk menghasilkan pendapatan yang dibutuhkan, setelah pemogokan hebat musim gugur ini menghentikan produksi semua pesawat kecuali jet Dreamliner.
Baca Juga
Pengumuman Boeing menegaskan kembali target sebelumnya yaitu 10 jet Dreamliner per bulan yang diumumkan selama acara investor day perusahaan pada tahun 2022. Mencapai target tersebut akan menjadi peningkatan tajam bagi pembuat pesawat tersebut, mengingat tingkat produksi yang ada dan tantangan saat Boeing bergulat dengan masalah kualitas produksi.
Boeing telah berupaya untuk mengembalikan produksi 787 ke level lima unit per bulan pada akhir 2024, setelah mengurangi produksi awal tahun ini karena keterlambatan rantai pasokan dalam mendapatkan kursi dan penukar panas. Boeing mengatakan tingkat produksi 787-nya adalah lima per bulan selama kuartal terakhir tahun 2023.