Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat produksi batu bara di dalam negeri tembus 802,31 juta ton per Kamis (26/12/2024).
Mengutip data Minerba One Data Indonesia (MODI) Kementerian ESDM, realisasi tersebut telah mencapai 113% dari target target produksi 2024 yang sebesar 710 juta ton.
"Tahun 2024 realisasi produksi sebanyak 802,31 juta ton," demikian tulis data MODI Kementerian ESDM, dikutip Jumat (26/12/2024).
Lebih terperinci, dari total produksi emas hitam itu, penyerapan untuk domestik tercatat mencapai 361,48 juta ton. Sementara, realisasi untuk ekspor sebesar 412,5 juta ton.
Adapun realisasi untuk domestic market obligation (DMO) mencapai 162,03 juta ton.
produksi batu bara yang melebihi target ini seiring dengan realitas bahwa komoditas tersebut masih mendominasi bauran energi di Indonesia. Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung mengungkapkan bauran energi didominasi oleh sumber energi batu bara yang mencapai 39,48% per semester I/2024.
“Bauran energi tahun 2024 sampai dengan Juni 2024 didominasi oleh batu bara sebesar 39,48%,” ucap Yuliot dalam acara Hilir Migas Conference, Expo, & Awards 2024 di Jakarta, Kamis (12/12/2024).
Selain itu, pemanfaatan minyak mencapai 29,9% dalam bauran energi nasional, sedangkan untuk gas masih mencapai 16,69%. Sementara itu, pemanfaatan EBT baru mencapai 13,93%.
Baca Juga
Batu Bara Jadi Primadona
Di sisi lain, laporan terbaru Badan Energi Internasional (International Energy Agency/IEA) memperkirakan permintaan batu bara global akan terus meningkat dan mencapai rekor baru setiap tahunnya sampai 2027. Kondisi tersebut dapat mempersulit target penurunan emisi karbon dunia.
Estimasi terbaru IEA sekaligus berseberangan dengan proyeksi awal yang menyebutkan bahwa permintaan batu bara telah mencapai puncaknya pada 2023. Permintaan batu bara pada 2027 diestimasi menembus 8,9 miliar ton atau sekitar 1% lebih tinggi daripada level 2024.
IEA menyebutkan estimasi ini cukup realistis, mengingat realisasi permintaan batu bara dalam beberapa tahun terakhir selalu berada di atas perkiraan.
"Hasil pemodelan kami menunjukkan permintaan global terhadap batu bara akan stagnan hingga 2027, meskipun konsumsi listrik meningkat tajam," kata Keisuke Sadamori, Direktur Pasar Energi dan Keamanan IEA dalam pernyataan yang dikutip Bloomberg, Rabu (18/12/2024).