Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News Bisnisindonesia.id: Hitung Mundur B40 hingga Target Harbolnas Meleset

Hitung Mundur B40 hingga Target Harbolnas Meleset menjadi pilihan redaksi Bisnisindonesia.id dalam Top 5 News, Minggu (29/12/2024).
Biodiesel B40/Kementerian ESDM
Biodiesel B40/Kementerian ESDM

Bisnis, JAKARTA— Implementasi penggunaan campuran bahan bakar nabati (BBN) biodiesel dengan Solar dari yang saat ini 35% atau B35 menjadi 40% atau B40 kini tinggal menghitung hari.

Berbagai persiapan pun telah dilakukan untuk mendukung mandatori B40, terutama dari sisi bahan baku dan rantai pasok, sehingga implementasinya diharapkan mulai berjalan pada 1 Januari 2025.

Langkah itu sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto yang menetapkan ketahanan pangan dan energi sebagai prioritas nasional. Implementasi penggunaan B40 pada awal tahun depan menjadi bagian dari upaya untuk mencapai ketahanan energi sekaligus mendukung Indonesia hijau dan berkelanjutan. Berikut rangkuman berita pilihan redaksi Bisnisindonesia.id dalam Top 5 News, Minggu (29/12/2024).

Hitung Mundur Implementasi Biodiesel B40

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan mandatori penggunaan B40 di Tanah Air bakal diterapkan sesuai dengan peta jalan, yakni pada 1 Januari 2025, meskipun sejumlah tantangan masih mengadang.

Dalam kunjungannya ke Kilang Pertamina Refinery Unit II Dumai, Riau, pada Jumat (27/12/2024), Wakil Menteri ESDM Yuliot menyebut bahwa tantangan dalam penerapan B40 tidak hanya terkait dengan ketersediaan bahan baku, tetapi juga kondisi geografis yang beragam di Indonesia.

Kebutuhan biodiesel untuk mendukung mandatori B40 diperkirakan mencapai 15,6 juta kiloliter (KL) per tahun. Angka tersebut mencakup distribusi ke seluruh Indonesia, sehingga kesiapan dari sisi bahan baku dan rantai pasok menjadi prioritas utama. Bagaimana kesiapan bahan baku dalam program tersebut? Akses lengkap tulisannya tersedia di Bisnisindonesia.id.

Kinerja Manufaktur Kian Terseok

Prospek industri manufaktur bakal makin menantang seiring dengan kebijakan kenaikan upah minimum provinsi (UMP) menjadi 6,5% yang dapat membebani ongkos produksi.

Mesin industri sedang seret tecermin dari indeks PMI manufaktur Indonesia yang dirilis S&P Global berada di level 49,6 pada November. Angka indeks manufaktur mengalami penurunan sejak Juli atau kontraksi 5 bulan beruntun.  

Pesanan baru baik dari domestik maupun luar negeri yang landai telah menjadi penyebab utama kontraksi pada kinerja manufaktur. Di sisi lain, kenaikan upah minimum lebih besar memengaruhi kenaikan ongkos produksi industri yang selama ini dinilai terlampau tinggi. Simak pandangan sejumlah ekonom tentang prospek industri manufaktur di tautan yang tersedia.

Adu Laba Bank Jumbo Menjelang Tutup Tahun 2024

Kinerja PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) tercatat menjadi yang paling moncer hingga November 2024 dibandingkan dengan bank jumbo atau kelompok bank dengan modal inti (KBMI) IV lainnya, bahkan melampaui capaian bank-bank pelat merah atau himpunan bank milik negara (Himbara).

Berdasarkan laporan keuangan bulanan, bank dengan kode saham BBCA tersebut telah mencetak laba bersih individual (bank only) mencapai Rp50,47 triliun per November 2024. Capaian tersebut naik 14,31% secara tahunan (year-on-year/YoY) dari angka Rp44,15 triliun per November 2023. 

Perolehan laba BBCA salah satunya didorong oleh pendapatan bunga bersih (net interest income) yang tumbuh 9,29% YoY dari Rp64,20 triliun menjadi Rp70,16 triliun pada periode yang sama. Simak ulasan kinerja keuangan tiga bank besar lainnya di Bisnisindonesia.id.

Manuver Alamtri (ADRO) Genjot Bisnis Energi Terbarukan

Emiten energi afiliasi Garibaldi 'Boy' Thohir, PT Alamtri Resources Indonesia Tbk. (ADRO) terus menggenjot bisnis energi terbarukan setelah spin off anak usahanya di bisnis batu bara, PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI).

Berdasarkan keterbukaan informasi, ADRO baru-baru ini tercatat telah menjalankan transaksi afiliasi, melalui pembiayaan ke sejumlah proyek energi terbarukan yang dilakukan oleh cucu usaha.

Adapun, pembiayaan tersebut dilakukan oleh anak usaha ADRO, yakni PT Adaro Clean Energy Indonesia (ACEI) yang memberikan pinjaman untuk sejumlah proyek energi terbarukan. Pada 23 Desember 2024, ACEI memberikan pinjaman kepada PT Karimun Sarana Surya dengan jumlah sampai dengan US$4,1 juta.

Bagaimana strategi perusahaan mengejar kinerja bisnis energi terbarukan? Berita selengkapnya tersedia di Bisnisindonesia.id.

Target Tinggi Transaksi Harbolnas 2024 Meleset

Transaksi pesta belanja daring terbesar di Indonesia, Hari Belanja Online Nasional alias Harbolnas yang berlangsung pada 10—16 Desember tahun ini masih belum sesuai harapan. Target tinggi yang ditetapkan pemerintah mencapai Rp40 triliun tidak tercapai.

Selama 7 hari program Harbolnas, total transaksi belanja hanya mencapai Rp31,2 triliun. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memerincikan rata-rata belanja per orang mencapai Rp318.000 selama Harbolnas 2024. 

Menurut Airlangga, tidak kurang dari 98 juta orang melakukan belanja dalam momentum Harbolnas 2024. Dengan puluhan juta masyarakat yang bertransaksi, total transaksi yang diperoleh mencapai Rp31,2 triliun atau mengalami peningkatan sekitar 21,4% dibandingkan dengan total transaksi pada Harbolnas 2023 yang mencetak angka Rp25,7 triliun. Namun, nilai transaksi Harbolnas 2024 tersebut masih di bawah target yang ditetapkan.

Apa saja penyebab lesunya transaksi selama Harbolnas 2024? Simak berita selengkapnya di Bisnisindonesia.id.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Redaksi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper