Bisnis.com, JAKARTA - Swasembada pangan menjadi salah satu program prioritas pemerintahan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka. Hal ini bahkan sempat disinggung dalam pidato perdana Prabowo usai pengucapan sumpah sebagai Presiden Republik Indonesia di Gedung MPR/DPR/DPD pada 20 Oktober 2024.
Kala itu, Presiden ke-8 RI itu menilai bahwa swasembada pangan merupakan langkah utama dalam menghadapi tantangan global yang kian kompleks.
“Saya telah mencanangkan bahwa Indonesia harus segera swasembada pangan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Kita tidak boleh bergantung dari sumber makanan dari luar,” kata Prabowo, Minggu (20/10/2024).
Dalam situasi krisis global, Ketua Umum Partai Gerindra itu mengatakan bahwa negara-negara lain akan mengutamakan kepentingan domestiknya. Untuk itu, dia menyebut bahwa Indonesia harus mampu memproduksi dan memenuhi kebutuhan pangan nasional secara mandiri.
Prabowo meyakini Indonesia dapat mencapai swasembada pangan paling lambat 4-5 tahun, bahkan siap menjadi lumbung pangan. Terbaru, Kepala Negara memajukan target swasembada pangan dari semula 2029 menjadi 2027.
Baca Juga
Telan Anggaran Jumbo
Program tersebut faktanya membutuhkan anggaran yang tidak sedikit. Zulhas, usai menggelar rapat koordinasi di Kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag) pada 30 Oktober 2024 menyebut bahwa pemerintah butuh anggaran Rp139,4 triliun di 2025 untuk menuju swasembada pangan.
Dia menuturkan, anggaran ini tersebar di beberapa kementerian/lembaga seperti Kementan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Kementerian Pekerjaan Umum, hingga BUMN yang mengelola pupuk.
“Ternyata anggaran cukup besar di ketahanan pangan pada 2025 itu Rp139,4 triliun totalnya, tetapi tersebar,” kata Zulhas seusai rapat koordinasi bidang pangan di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (30/10/2024).
Selain dari anggaran pemerintah pusat, Menko Zulkifli menambahkan bahwa terdapat alokasi anggaran untuk desa yang juga mendukung ketahanan pangan.
“Dana desa tahun depan mengalokasikan Rp16,259 triliun untuk ketahanan pangan,” tuturnya.
Dalam pelaksanaannya, Zulhas menyebut bahwa program swasembada pangan tidak hanya fokus pada satu jenis komoditas pangan saja. Melainkan, akan mencakup berbagai komoditas, seperti beras, jagung, tebu, kacang kedelai, kopi, hingga kakao untuk bahan dasar coklat.
Dengan alokasi anggaran yang telah direncanakan tersebut, pemerintah mengharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi pangan dalam negeri, terutama untuk komoditas strategis seperti beras, jagung, kedelai, kopi, dan coklat.