Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Indonesia Pangkas BI Rate Demi Dorong Konsumsi, Bakal Ampuh?

Pelemahan konsumsi khususnya dari kelas menengah menjadi salah satu alasan Bank Indonesia memangkas suku bunga acuan menjadi 5,75% pada Januari 2025.
Pengunjung beraktivitas di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta, Sabtu (23/11/2024). / Bisnis-Abdurachman
Pengunjung beraktivitas di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta, Sabtu (23/11/2024). / Bisnis-Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Pelemahan konsumsi khususnya dari kelompok masyarakat kelas menengah menjadi salah satu alasan Bank Indonesia memangkas suku bunga acuan menjadi 5,75% pada Januari 2025. Akankah kebijakan tersebut ampuh dorong daya beli?

Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) David Sumual melihat pemangkasan tersebut di luar ekspektasi seluruh ekonom yang tergabung dalam konsensus Bloomberg—yang seluruhnya sepakat BI akan menahan BI Rate di 6%.

David memandang kebijakan tersebut tidak akan berpengaruhi banyak terhadap daya beli masyarakat.

"Dari kebijakan moneter mungkin terbatas [efeknya]. Tetapi mungkin dari pemerintah bisa terus dorong memberikan iklim investasi yang kondusif di sektor riil," ujarnya, Rabu (15/1/2025).

David menyampaikan memang dari segi inflasi sangat terkendali sehingga masih ada ruang untuk menstimulasi pertumbuhan via kebijakan moneter, yakni pemangkasan suku bunga.

Meski demikian, likuiditas relatif ketat dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih cukup tertekan. Untuk itu, BI mencoba menarik rupiah melalui instrumen Sekuritas Rupiah BI (SRBI) dengan imbal hasil yang lebih menarik.

"Likuiditas masih relatif ketat. Perlu terobosan lain lewat kebijakan struktural untuk dorong investasi," tuturnya.

Sementara dari sektor finansial, pemerintah dapat menyediakan instrumen investasi yang menarik untuk investor asing dan mendiversifikasi instrumen dan pendalaman pasar dengan biaya pendanaan yang relatif murah, misal dengan menerbitkan Dimsum Bonds seperti milik Hongkong untuk menarik investasi dari luar.

Pada kesempatan berbeda, Ekonom dan Associate Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Ryan Kiryanto menyambut baik pemangkasan BI Rate yang mengarah kepada pro-growth atau mendorong pertumbuhan ekonomi.

Harapannya, dengan kebijakan tersebut dapat menstimulasi masyarakat maupun pengusaha untuk melakukan belanja. 

"Kalau suku bunga deposito turun, masyarakat akan mengalihkan uangnya untuk investasi maupun usaha sehingga terjadi ekspansi," jelasnya kepada Bisnis, Rabu (15/1/2025).

Bank Indonesia resmi memangkas suku bunga acuan BI Rate sebesar 25 bps menjadi 5,75%, usai ditahan 6% sejak Oktober 2024.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan keputusan tersebut berdasarkan beberapa pertimbangan dari kondisi dinamika global maupun dalam negeri.

Setidaknya terdapat tiga hal yang menjadi pertimbangan, yakni rupiah yang stabil, survei sejumlah indikator ekonomi yang menunjukkan pelemahan konsumsi, serta sudah lebih jelasnya arah kebijakan AS dan The Fed.

"Oleh karena itu, ini adalah waktu untuk menurunkan suku bunga supaya bisa menciptakan mendorong ekonomi untuk menciptakan pertumbuhan," tuturnya dalam konferensi pers, Rabu (15/1/2025). 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper