Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tak Terduga, Bank Sentral Korsel Tahan Suku Bunga Acuan

BOK mempertahankan suku bunga 7-day reverse repurchase rate pada 3% untuk menopang sentimen konsumen di tengah gejolak di dalam negeri.
Logo Bank of Korea di Seoul, Korea Selatan, 30 November 2017./Reuters-Kim Hong-Ji
Logo Bank of Korea di Seoul, Korea Selatan, 30 November 2017./Reuters-Kim Hong-Ji

Bisnis.com, JAKARTA - Bank of Korea (BOK) secara tak terduga mempertahankan suku bunga acuannya pada Kamis (16/1/2025). Bank Sentral Korea Selatan ini memilih untuk tetap tenang dalam menghadapi gejolak politik dan ekonomi yang melambat, sementara pemerintah berupaya keras untuk menopang sentimen konsumen.

BOK mempertahankan suku bunga 7-day reverse repurchase rate pada 3% dalam keputusan yang diprediksi hanya oleh empat dari 22 ekonom yang disurvei oleh Bloomberg. Ekonom lain memperkirakan BOK akan memangkas suku bunga sebesar seperempat poin persentase untuk mendukung ekonomi yang diguncang oleh keputusan darurat militer Presiden Yoon Suk Yeol dan kecelakaan Jeju Air bulan lalu.

Sebelumnya, BOK telah menurunkan suku bunga pada dua pertemuan terakhirnya, dengan pemotongan terakhirnya sebagian dicirikan sebagai langkah pencegahan untuk mendukung ekonomi karena kekhawatiran atas dampak pemerintahan Trump kedua di AS. 

Keputusan pada Kamis menunjukkan bahwa anggota dewan BOK merasa mereka telah melakukan cukup banyak hal untuk membantu pertumbuhan untuk saat ini. BOK pun lebih memilih untuk memantau perkembangan baik di luar negeri maupun di dalam negeri untuk sementara waktu.

Analis Citi Research, Jin-Wook Kim dan Jiuk Choi dalam sebuah catatan menyebut, BOK lebih suka mempertahankan sikap wait and see mengingat dampak dari dua pemotongan suku bunga berturut-turut yang mendahului pertemuan kebijakan hari ini.

"Tren data ekonomi keras yang sebenarnya dapat secara mengejutkan tangguh meskipun ada guncangan sentimen konsumen dari ketidakpastian politik dalam negeri," ujarnya.

Sementara itu, prospek pemerintahan dan ekonomi masih belum pasti setelah Yoon mengguncang negara dan pasar dengan dekrit darurat militernya yang tiba-tiba pada 3 Desember 2024 lalu. Langkah yang gagal itu akhirnya berujung pada pemakzulan presiden pertama sejak 2016 dan penangkapan pertama presiden yang sedang menjabat di Korea Selatan. Yoon ditahan pada Rabu kemarin dan sedang diperiksa atas tuduhan pemberontakan.

Kekacauan politik membebani kepercayaan konsumen, sementara ancaman tarif yang tinggi membayangi ekonomi Korea Selatan yang bergantung pada perdagangan dengan kembalinya Trump ke kursi kepresidenan AS minggu depan. 

Kecelakaan pesawat Jeju Air yang menewaskan 179 orang pada akhir Desember telah menambah kesuraman yang menyelimuti ekonomi. Angka pasar tenaga kerja terbaru yang dirilis pada Rabu menunjukkan tingkat pengangguran meningkat ke level tertinggi dalam lebih dari tiga tahun.

Namun, kekhawatiran terhadap ekonomi tidak cukup untuk meyakinkan BOK untuk menurunkan suku bunga untuk ketiga kalinya berturut-turut. Kekhawatiran akan memicu pelemahan lebih lanjut dalam won Korea Selatan mungkin telah menjadi pertimbangan BOK.

Won adalah mata uang dengan kinerja terburuk di Asia pada 2024 karena merosot lebih dari 12% terhadap dolar AS. Keputusan Yoon memicu penurunan won ke level terendah dalam lebih dari 15 tahun. 

Mengingat bahwa Federal Reserve sekarang diperkirakan akan memangkas suku bunga AS dengan kecepatan yang lebih lambat, pemangkasan suku bunga tambahan oleh BOK mungkin telah mempercepat pelemahan lebih lanjut terhadap mata uang tersebut.

"Alasan terbesar untuk menahan suku bunga tampaknya adalah nilai tukar. The Fed yang ingin melonggarkan lebih lambat dari yang diharapkan mungkin telah memengaruhi BOK juga," kata Kim Myoung-sil, seorang analis di iM Securities Co. 

Kim menuturkan, pemangkasan suku bunga sebanyak tiga Kali berturut-turut tampaknya terlalu berat untuk ditangani oleh BOK.

Penahanan tersebut masih membuka kemungkinan pemangkasan suku bunga pada bulan Februari oleh BOK. Survei Bloomberg menunjukkan bahwa para ekonom memperkirakan BOK akan menurunkan suku bunga kebijakan utama menjadi 2,25% pada akhir 2025 untuk menopang perekonomian.

BOK diperkirakan akan memangkas lebih lanjut perkiraannya untuk pertumbuhan ekonomi saat bertemu untuk mengambil keputusan bulan depan.

Untuk saat ini, BOK menyimpan amunisinya untuk nanti sambil berharap dukungan dari pemerintah. Menteri Keuangan Choi Sang-mok, yang saat ini juga menjadi penjabat presiden Korea Selatan, telah berjanji untuk meningkatkan belanja fiskal di awal, dan mengumumkan hari libur satu kali untuk meningkatkan konsumsi pada akhir Januari.

Penahanan suku bunga ini juga menandakan bahwa kebijakan moneter dapat menahan tekanan dari pertikaian politik. Hal ini memungkinkan para pembuat kebijakan untuk mengambil lebih banyak waktu untuk menilai secara akurat keadaan ekonomi sambil menjaga jarak dari kekacauan yang sedang berlangsung.

Gubernur Rhee Chang-yong akan mengadakan konferensi pers pada Kamis waktu setempat untuk menjawab pertanyaan tentang prospek kebijakan suku bunga di masa mendatang. 

Selain mengungkapkan berapa banyak anggota dewan yang tidak setuju dengan keputusan terbaru, gubernur kemungkinan akan menguraikan ekspektasi di antara anggota dewan untuk suku bunga selama tiga bulan ke depan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper