Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ketimpangan Si Kaya dan Si Miskin Makin Lebar, Pertumbuhan Ekonomi untuk Siapa?

Jakarta menjadi provinsi dengan tingkat ketimpangan ekonomi tertinggi per September 2024. Ketimpangan terendah tercatat di Kepulauan Bangka Belitung.
Warga beraktivitas di kawasan Menteng Dalam, Jakarta, Senin (27/9/2022). / Bisnis-Arief Hermawan P
Warga beraktivitas di kawasan Menteng Dalam, Jakarta, Senin (27/9/2022). / Bisnis-Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik mencatat ketimpangan pengeluaran antara si kaya dan si miskin semakin lebar di Indonesia per September 2024.

Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan rasio gini atau tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk berada di level 0,381 pada September 2024. Angka tersebut lebih tinggi daripada rasio gini per Maret 2024 yaitu di level 0,379.

"Nilai gini ratio berada di antara 0 dan 1. Semakin tinggi nilai gini ratio berarti semakin tinggi ketimpangan," ungkap Amalia dalam konferensi pers di Kantor BPS, Jakarta Pusat, Rabu (15/1/2025).

Dia merincikan ada tujuh provinsi dengan tingkat rasio gini di atas rata-rata nasional (0,381). Sementara itu, 31 provinsi lainnya memiliki rasio gini di bawah rata-rata nasional (0,381).

"Tingkat ketimpangan tertinggi, tercatat di provinsi DKI Jakarta sebesar 0,431. Sedangkan tingkat kemiskinan terendah terjadi di Kepulauan Bangka Belitung dengan angka gini ratio sebesar 0,235," jelas Amalia.

Lebih lanjut, dia memaparkan jumlah penduduk miskin mencapai 24,06 juta orang atau setara 8,57% dari total populasi per September 2024. Dalam catatan BPS, angka tersebut menjadi yang terendah dalam sejarah Indonesia.

Persentase penduduk miskin pada September 2024 itu turun sebesar 0,46% basis poin dibandingkan dengan Maret 2024 yaitu sebesar 9,03% (25,22 juta orang).

"Kemiskinan September 2024 sebesar 8,57%, ini menjadi capaian terendah di Indonesia sejak pertama kali angka kemiskinan diumumkan oleh BPS pada 1960," ungkap Amalia.

Dia memaparkan bahwa garis kemiskinan September 2024 adalah sebesar Rp595.242 per kapita per bulan. Angka tersebut naik 2,21% dari garis kemiskinan pada Maret 2024 sebesar 583.932 per kapita per bulan.

Sejak 2020, paparnya, persentase dan jumlah penduduk miskin cenderung mengalami penurunan. Dia mencontohkan penduduk miskin mencapai 26,42 juta orang atau setara 9,78% dari total populasi pada Maret 2020.

Selain pada September 2020 dan September 2022, survei BPS selalu menunjukkan terjadi penurunan persentase dan jumlah penduduk miskin.

"Kondisi ini [penurunan persentase dan jumlah penduduk miskin] terjadi di daerah perkotaan maupun pedesaan. Namun disparitas kemiskinan di wilayah perkotaan dan pedesaan masih lebar," ungkap Amalia.

Pada September 2024, penduduk miskin di pedesaan sebesar 11,34%. Sementara itu pada saat yang sama, penduduk miskin di perkotaan 'hanya' sebesar 6,66%.

Rasio gini atau tingkat ketimpangan ekonomi berdasarkan wilayah pada September 2024. / dok BPS
Rasio gini atau tingkat ketimpangan ekonomi berdasarkan wilayah pada September 2024. / dok BPS


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper