Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rencana Penyediaan Listrik (RUPTL) Terbaru Ditarget Terbit Sepekan Lagi

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) 2025-2034 ditargetkan terbit sepekan lagi.
Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, Minggu (18/8/2024)/Bisnis-Paulus Tandi Bone
Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, Minggu (18/8/2024)/Bisnis-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) 2025-2034 terbit 1 pekan lagi.

Dia menyebut, saat ini para pemangku kepentingan masih melakukan kajian. Namun, semuanya hampir matang.

"Satu minggu lagi [RUPTL terbit]," kata Bahlil singkat di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (17/1/2025).

RUPTL PLN merupakan dokumen perencanaan strategis untuk mengembangkan dan menyediakan tenaga listrik di Indonesia.

Dalam RUPTL tersebut, pemerintah menargetkan peningkatan kapasitas tenaga listrik sebesar 71 gigawatt (GW) dengan 70%-nya merupakan energi baru terbarukan (EBT).

Ketika ditanya, apa mayoritas EBT yang bakal digunakan, Bahlil tidak menjawab secara gamblang. Dia hanya mengatakan penggunaan EBT akan bermacam-macam.

"Banyak macam, dari panas bumi, dari angin, dari matahari, dari gas," katanya.

Bahlil sebelumnya telah mengumpulkan para menteri untuk membahas RUPTL PLN 2025-2034 di Kantor Kementerian ESDM, Selasa (13/1/2025).

Adapun, rapat itu dihadiri oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Beberapa hal yang dibahas dalam RUPTL antara lain skema pemenuhan kebutuhan listrik nasional, peningkatan kualitas dan keandalan pasokan listrik hingga pengembangan energi terbarukan.

Erick menyebut dalam RUPTL tersebut pemerintah menargetkan peningkatan kapasitas listrik sebesar 71 gigawatt (GW).

"Kami menargetkan peningkatan kapasitas tenaga listrik sebesar 71 GW, dengan 70% merupakan energi baru terbarukan [EBT]," kata Erick seperti dikutip dari akun Instagram resminya @erickthohir.

Sementara itu, PLN memperkirakan investasi yang dibutuhkan untuk meningkatkan kapasitas tenaga listrik sebesar 71 GW hingga 2034 itu mencapai Rp2.400 triliun.

“Kami butuh Rp2.400 triliun. Jadi on average ada Rp24 triliun yang dibutuhkan untuk investasi dalam 10 tahun ke depan, rata-rata,” kata EVP Aneka Energi Terbarukan PLN Zainal Arifin dalam acara 'Semangat Awal Tahun 2025' by IDN Times di Jakarta, Kamis (16/1/2025).

Dia mengakui kemampuan keuangan PLN memang tidak sebesar itu. Menurut Zainal, PLN hanya mampu membiayai sekitar Rp70 triliun hingga Rp100 triliun.

Oleh karena itu, perusahaan pelat merah tersebut membuka kesempatan bagi perusahaan pembangkit listrik swasta atau independent power producer (IPP) untuk berinvestasi.

“Maka kita buka kesempatan seluas-seluasnya kepada IPP. Makanya, komposisi proyek-proyek EBT itu juga akan dominan IPP; 60%-70% atau 70%-30%. Dominan oleh IPP,” kata Zainal.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper