Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pangan Nasional (Bapanas) resmi mencabut rafaksi harga pembelian pemerintah (HPP) gabah dan menetapkan HPP gabah kering panen (GKP) di tingkat petani sebesar Rp6.500 per kilogram. Penyesuaian ini dilakukan untuk melindungi petani demi mencapai swasembada pangan.
Kebijakan ini tertuang dalam Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional No.14/2025 tentang Perubahan atas Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional No.2/2025 tentang Perubahan atas Harga Pembelian Pemerintah dan Rafaksi Harga Gabah dan Beras.
“HPP GKP di petani Rp 6.500 per kg. Penyesuaian ini dengan tujuan untuk melindungi sedulur petani kita, sehingga tetap dan terus semangat berproduksi demi swasembada pangan,” kata Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi dalam keterangannya, dikutip Jumat (31/1/2025).
Sejalan dengan terbitnya regulasi tersebut, Bapanas juga telah menugaskan Perum Bulog untuk melaksanakan pengadaan gabah dan beras dalam negeri dengan target 3 juta ton setara beras di 2025.
Penugasan tersebut tertuang dalam Surat Kepala Bapanas No.24/TS.03.03/K/1/2025 tertanggal 24 Januari 2025.
Dia menambahkan, sesuai penugasan Bapanas, target serap 3 juta ton setara beras akan dioptimalkan pada semester I/2025. Pasalnya di periode tersebut panen raya berlangsung dengan target sebanyak 2,1 juta ton setara beras atau 70% dari total target 2025.
Baca Juga
Arief mengharapkan, dengan target penyerapan dan penyesuaian kebijakan HPP terbaru, serapan gabah petani dalam negeri dapat berjalan secara optimal.
“Tentunya dengan harapan bahwa proyeksi panen raya dari BPS dapat terealisasi dengan baik di lapangan,” ujarnya.
Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), proyeksi panen pada Januari dan Februari masing-masing 1,31 juta ton beras dan 2,08 juta ton beras. Lalu pada Maret diperkirakan akan melonjak menjadi 5,20 juta ton beras.
Bapanas menyebut, angka ini telah melampaui konsumsi beras bulanan sebesar 2,5 juta ton atau mengalami surplus. Berdasarkan tren, diperkirakan produksi beras masih akan surplus seiring musim panen raya di April dan Mei.
Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyebut bahwa proyeksi produksi padi pada Januari - Maret 2025 mengalami kenaikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
“Produksi Januari, Februari, Maret 2025 sesuai data BPS, itu naik dibanding tahun lalu, itu 50% di Januari, 49% di Februari dibanding tahun lalu di bulan yang sama, dan 51% di bulan Maret. Semoga di April juga baik,” ungkapnya.