Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memastikan tetap menjalankan pensiun dini PLTU secara bertahap. Menurutnya, untuk tahap awal pemerintah berencana memensiundinikan PLTU Cirebon-1 berkapasitas 660 megawatt (MW).
Ketua Umum Golkar itu mengeklaim pensiun dini PLTU dilakukan secara bertahap lantaran keterbatasan biaya. Di sisi lain, pihaknya tidak mau memberatkan rakyat menggunakan uang anggaran belanja dan pendapatan negara (APBN).
Dia menekankan ada dua syarat untuk bisa melakukan pensiun dini PLTU. Dua syarat itu yakni ada investor yang membiayai dan ada pembangkit pengganti.
"Jadi kalau ada yang biayai murah gini, alhamdulillah. Bila perlu kita pensiunkan semua yang penting ada yang biayai. Jangan maksa negara kita mempensiunkan dini, tapi omon-omon, tapi uangnya nggak ada," kata Bahlil dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (3/2/2025).
Lebih lanjut, Bahlil memastikan pemerintah tetap akan memensiundinikan PLTU Cirebon-1. Adapun, PLTU Cirebon 1 dipilih untuk tahap awal karena dari segi biaya yang paling memungkinkan. Pensiun dini PLTU Cirebon-1 akan menggunakan dana dari Asian Development Bank (ADB) melalui skema Energy Transition Mechanism (ETM).
Oleh karena itu, dia membantah jika ada pihak yang menyatakan komitmen pemerintah untuk suntik mati PLTU hanya rencana saja.
"Kenapa kami lakukan seperti ini [bertahap]? Karena ada yang biayai dan kita hitung secara ekonomis memungkinkan," ucap Bahlil.
Berdasarkan bahan paparan Bahlil, untuk pengganti PLTU Cirebon yang akan dipensiunkan, pemerintah menyiapkan empat pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT).
Keempatnya adalah pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) 346 MW, PLTS + BESS 770 MW, pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) sebesar 1.000 MW, dan PLTSa sebesar 12 MW.
Adapun, manfaat ekonomi pensiun dini PLTU Cirebon-1 lewat pembangunan EBT bisa membuka 39.707 lapangan kerja dengan potensi investasi US$198 juta atau setara Rp3,25 triliun (asumsi kurs Rp16.442 per dolar).
Sebelumnya, Celios menerbitkan studi evaluasi kinerja Prabowo-Gibran Rakabuming Raka dalam 100 hari kerja yang dirilis pada Selasa (21/1/2025).
Direktur Celios Bhima Yudhistira mengatakan, Bahlil belum tegas merilis PLTU mana saja yang akan dimatikan pada 2025. Padahal, Prabowo sudah berucap komitmen pemensiunan PLTU di forum G20 Brasil.
"Belum ada list sampai hari ini PLTU batu bara mana yang akan dimatikan pada 2025, padahal semua menunggu. Apakah pensiun PLTU batu bara ini rencana yang serius atau hanya sekadar mencerminkan Indonesia perlu transisi energi, jadi sampai sekarang belum ada kejelasan," kata Bhima dalam media briefing secara virtual.
Bahlil Pastikan Tetap Suntik Mati PLTU Cirebon-1, Ini Pembangkit Penggantinya
Pemerintah memastikan tetap melakukan pensiun dini PLTU Cirebon-1 berkapasitas 660 megawatt (MW).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Mochammad Ryan Hidayatullah
Editor : Denis Riantiza Meilanova
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
24 menit yang lalu
Hanwha Life Akuisisi NOBU dan Jejak Divestasi Lippo Group
3 jam yang lalu
Ramai Arus Borong Saham UNTR Awal 2025
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
46 menit yang lalu
PBNU Sebut Masih Belum Dapat Investor untuk Urus Tambang
51 menit yang lalu