Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) memperkirakan surplus perdagangan Indonesia dengan Jepang tumbuh positif tiap tahunnya, seiring adanya perubahan perjanjian Indonesian-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA).
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menyampaikan, adanya perubahan dalam perjanjian tersebut diprediksi dapat mengerek surplus perdagangan Indonesia dengan Jepang sebesar 20,37% per tahun.
“Surplus perdagangan Indonesia dengan Jepang diproyeksikan akan tumbuh 20,37% setiap tahunnya, dengan peningkatan ekspor lebih dari US$300 juta dalam kurun waktu 5 tahun ke depan,” kata Budi dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI di Kompleks Parlemen, Kamis (13/2/2025).
Budi menuturkan, perubahan IJEPA yang telah disepakati mencakup penyesuaian tax IJEPA pada sejumlah bab, yaitu ketentuan umum, perdagangan barang, perpindahan orang-perorangan, perdagangan melalui sistem elektronik, kekayaan intelektual, pengadaan barang dan jasa pemerintah, serta ketentuan akhir.
Indonesia dan Jepang juga menambah komitmen akses pasar untuk perdagangan barang. Dia menyebut, Jepang menambah komitmen 112 pos tarif yang dapat dimanfaatkan Indonesia. Produk-produk yang mendapat preferensi tambahan dari Jepang antara lain produk olahan tuna dan hasil laut lainnya, pisang dan nanas, produk makanan dan minuman, serta bubuk kakao.
Sebaliknya, Indonesia memberikan tambahan komitmen untuk 25 pos tarif, antara lain untuk produk besi dan baja, tepung beras, produk otomotif, dan beras khusus.
Baca Juga
Di bidang perdagangan jasa, Budi membeberkan bahwa Jepang memberikan tambahan komitmen untuk sub sektor jasa perbankan, dan jasa keuangan lainnya. Sementara, Indonesia memberikan tambahan komitmen untuk subsektor jasa real estate dan jasa transportasi.
“Ekspor jasa Indonesia ke Jepang diproyeksikan akan menjadi US$190,6 juta pasca 5 tahun implementasi,” ujarnya.
Adanya perubahan IJEPA juga diharapkan dapat meningkatkan investasi Jepang di Indonesia yang akan berdampak positif terhadap perekonomian nasional, penyerapan tenaga kerja dan transfer teknologi.
Dia memperkirakan, investasi Jepang meningkat US$5,04 miliar pasca implementasi dan terus meningkat pada tahun ke-10 implementasi.