Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan memperluas perjanjian perdagangan bebas dengan menjangkau pasar ekspor hingga ke Amerika Selatan, seperti Peru. Langkah ini dilakukan untuk mempermudah akses pasar Indonesia ke luar negeri.
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengatakan pemerintah akan memperluas pasar ekspor dengan negara non-tradisional, termasuk Peru di Amerika Selatan.
Budi mengeklaim saat ini pemerintah tengah memproses perjanjian kerja sama ekonomi komprehensif alias Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dengan Peru.
“Ke semua negara, itu kan negara-negara non-tradisional, ya. Kita mau masuk, sekarang Peru, Peru lagi proses penyusunan CEPA-nya. Terus ke negara-negara Eurasia,” kata Budi seusai acara peluncuran Gemini Academy Untuk UMKM Bisa Ekspor di Kantor Kemendag, Jakarta, Jumat (21/2/2025).
Mendag Budi menjelaskan langkah ini sejalan dengan salah satu program prioritas Kemendag, yaitu perluasan pasar ekspor.
“Kami akan memperbanyak perjanjian kerja sama dengan negara lain. Jadi biar mudah akses pasar kita,” terangnya.
Baca Juga
Setali tiga uang, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Dirjen PEN) Kemendag Fajarini Puntodewi menuturkan pemerintah tengah memasuki proses negosiasi CEPA dengan Peru.
Dia berharap, jika negosiasi CEPA dengan Peru ini rampung akan membuka akses pasar ekspor Indonesia lebih luas untuk para pelaku UMKM, baik calon eksportir maupun para eksportir.
“Saat ini juga pemerintah Indonesia sedang bernegosiasi untuk membuka pasar-pasar baru di kawasan Amerika Selatan itu dengan Peru, kemudian dengan Kanada sudah selesai, kemudian di kawasan Timur Tengah dengan Gulf Country dan juga dengan Mercosur,” ungkapnya.
Pasalnya, Dewi menjelaskan dengan adanya perjanjian perdagangan ini, maka Indonesia mendapatkan akses tarif yang lebih rendah dibandingkan tarif yang berlaku normal.
“Saat ini ada 12 perjanjian bilateral dan juga ada sekitar 7 yang sifatnya regional, jadi total ada 19 perjanjian perdagangan,” tandasnya.
Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor Indonesia Januari 2025 mencapai US$21,45 miliar atau turun 8,56% dibanding ekspor Desember 2024. Namun, nilai ekspornya naik sebesar 4,68% jika dibandingkan Januari 2024.