Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bulog Beberkan Kondisi Stok Pangan Jelang Ramadan, Aman?

Bulog memastikan telah menguasai sejumlah komoditas pangan seperti beras, telur, hingga minyak goreng untuk memenuhi kebutuhan Ramadan dan Idulfitri.
Buruh mengangkut karung beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Buruh mengangkut karung beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Perum Bulog memastikan telah menguasai sejumlah komoditas pangan seperti beras, telur, gula pasir, daging sapi, hingga minyak goreng untuk memenuhi kebutuhan Ramadan dan Idulfitri 2025.

Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Mokhamad Suyamto mengatakan stok beras yang dikuasai Bulog mencapai 1,96 juta ton sampai dengan 25 Februari 2025.

Suyamto mengatakan bahwa Bulog juga menjaga stabilitas harga pangan, baik di tingkat konsumen, produsen, maupun petani.

“Stok komoditi yang saat ini ada di Perum Bulog, beras 1,9 juta ton ini stok beras, baik cadangan beras pemerintah [CBP] maupun komersial,” kata Suyamto dalam konferensi pers Ketersediaan Stok dan Stabilitas Harga Pangan Selama Ramadan dan Idulfitri 2025 di Media Center Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (27/2/2025).

Selain beras, pada periode yang sama, Bulog juga memiliki stok 6 ton telur, 10.885 ton gula pasir, dan 16 ton daging sapi. Bulog juga memiliki stok 4.086 kilo liter minyak goreng.

“Selain sebagai salah satu distributor dari Minyakita, kami juga melakukan minyak goreng secara komersial. Jadi kita sudah menjadi D1 para produsen,” ungkapnya.

Adapun, untuk momentum Ramadan 2025, Bulog mendapatkan alokasi pengadaan 50.000 kilo liter Minyakita. “Kita dorong Bulog bisa mendapatkan supply Minyakita yang cukup sehingga kita bisa maksimal melakukan intervensi pasar,” imbuhnya.

Suyamto menambahkan, Perum Bulog juga memiliki 129 ton tepung terigu, 10.196 ton daging kerbau, 94.482 ton jagung Public Service Obligation (PSO), dan 18.226 ton jagung komersial.

Di samping itu, Bulog juga melakukan pengadaan dalam bentuk gabah kering panen (GKP) dan pengadaan beras melalui mitra pangan. Hingga saat ini, realisasi GKP dan beras yang sudah diserap Bulog baru mencapai 167.000 ton.

“Kita kan targetkan 3 juta ton, masih kecil karena kalau kita lihat angka produksi di Januari—Februari masih minus, sehingga walaupun minus kita tentukan penyerapan. Nanti pada saat Maret atau pada saat panen raya, kita akan lebih maksimal melakukan kegiatan pengadaan,” ungkapnya.

Secara nasional, dia menjelaskan bahwa neraca antara produksi dan konsumsi pada Januari—Februari 2025 mengalami defisit. Namun, neraca produksi pada Maret 2025 akan mengalami surplus sebanyak 5,24 juta ton beras.

“Maret nanti akan ada produksi sebanyak 5,24 juta ton beras. Sementara konsumsi itu sekitar 2,57 juta ton beras. Sehingga di bulan Maret ini akan ada surplus sekitar 2,6 juta ton [beras],” pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper