Bisnis.com, JAKARTA – Aktivitas manufaktur China menunjukkan tanda-tanda pemulihan pada Februari 2025, mengisyaratkan ketahanan ekonomi negara itu meskipun Presiden AS Donald Trump kembali memperketat kebijakan tarif terhadap ekspor China.
Melansir Bloomberg, Senin (3/3/2025), Indeks Manajer Pembelian (PMI) manufaktur Caixin naik menjadi 50,8 dari 50,1 pada Januari, melampaui perkiraan median ekonom sebesar 50,4, menurut laporan Caixin dan S&P Global pada Senin.
Sementara itu, indeks resmi yang dirilis Sabtu lalu juga menunjukkan sektor manufaktur kembali mencatat ekspansi bulan lalu.
Dalam skala PMI, angka di atas 50 menandakan ekspansi aktivitas, sementara angka di bawah 50 menunjukkan adanya kontraksi.
Data ini dirilis menjelang pertemuan tahunan Kongres Partai Komunis China pekan ini, di mana para pembuat kebijakan diperkirakan akan mengumumkan peningkatan target defisit anggaran ke level tertinggi dalam lebih dari tiga dekade.
Langkah ini bertujuan untuk menggelontorkan triliunan yuan guna menopang perekonomian yang tengah menghadapi tekanan deflasi, krisis properti, serta dampak perang dagang dengan AS.
Baca Juga
Pada Rabu (5/3), ribuan delegasi yang mencakup pejabat tinggi kementerian dan gubernur provinsi akan berkumpul di Beijing untuk forum politik utama ini.
Berdasarkan jajak pendapat Bloomberg, pemerintah China diperkirakan akan menetapkan target pertumbuhan ekonomi sebesar 5%, mencerminkan optimisme terhadap prospek pemulihan.
Desakan untuk menambah stimulus semakin menguat, terutama setelah pemerintahan Trump memperketat kebijakan perdagangan dan investasi terhadap China. AS juga dijadwalkan menerapkan tambahan tarif 10% terhadap impor China mulai Selasa.
Selama bertahun-tahun, ekonomi China bertumpu pada ekspor, yang kerap menimbulkan ketegangan perdagangan dan meningkatkan tekanan bagi Negeri Panda ini untuk memperkuat sektor jasa sebagai penyeimbang.
Secara historis, survei PMI Caixin cenderung menunjukkan hasil yang lebih positif dibandingkan survei resmi pemerintah.
Hal ini disebabkan oleh perbedaan cakupan, antara lain survei swasta lebih menitikberatkan pada perusahaan kecil dan eksportir, sementara survei pemerintah mencerminkan gambaran sektor manufaktur dalam skala yang lebih luas.