Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Diskon Tarif Listrik 50% Kembali Jadi Penyebab Deflasi Februari 2025

Komoditas tarif listrik mencatatkan deflasi hingga 21,03% secara bulanan (MtM), andil besar pada deflasi secara keseluruhan pada Februari 2025.
Warga melakukan pengisian token listrik prabayar di Jakarta, Senin (2/1/2023). / Bisnis-Suselo Jati
Warga melakukan pengisian token listrik prabayar di Jakarta, Senin (2/1/2023). / Bisnis-Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA — Kebijakan Presiden Prabowo Subianto terkait diskon tarif listrik sebesar 50% kembali berdampak pada penurunan Indeks Harga Konsumen/IHK alias deflasi secara bulanan sebesar 0,48% pada Februari 2025. 

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan terjadi penurunan IHK dari 105,99 pada Panuari 2025 menjadi 105,48 pada Februari 2025. 

Kelompok pengeluaran yang menyumbang deflasi bulanan terbesar adalah Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga dengan deflasi 3,59% (month to month/MtM) dan memberikan andil deflasi 0,52%.

“Komoditas yang dominan mendorong deflasi dari kelompok ini adalah diskon tarif listrik yang memberikan andil deflasi sebesar 0,67%,” ujarnya dalam konferensi pers, Senin (3/3/2025). 

Amalia menjelaskan lebih lanjut, bahwa komoditas tarif listrik mengalami deflasi hingga 21,03% (MtM) pada Februari 2025. 

Sebelumnya pada Januari 2025, diskon tarif listrik turut memberikan andil deflasi mencapai 1,47% (MtM).

Selain tarif listrik, komoditas daging ayam ras, bawang merah, cabai merah, turut menjadi penyumbang deflasi masing-masing sebesar 0,06%, 0,05%, 0,04%.

Sementara komoditas cabai rawit, tomat, dan telur ayam ras masing-masing menyumbang deflasi sebesar 0,02% pada Februari 2025.

Diskon bagi pelanggan listrik dengan kapasitas di bawah 2.200 voltampere (va) tersebut juga mendorong penurunan IHK secara tahunan (year on year/YoY) sebesar 0,09% maupun secara tahun kalender atau year to date (YtD) sebesar 1,24%.

Secara tahunan pun, diskon tarif listrik memberikan andil deflasi hingga 2,16% (YoY). Sementara komoditas lain yang menyumbangkan deflasi pada Februari 2025 secara tahunan antara lain, beras, tomat, cabai merah, dengan andil masing-masing 0,11%.

Di samping itu, kelompok pengeluaran yang masih mengalami inflasi YoY dan memberikan inflasi tertinggi pada Februari 2025 adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil inflasi 0,66%.

Utamanya, komoditas yang mengalami inflasi adalah minyak goreng, sigaret kretek mesin (SKM), cabai rawit, kopi bubuk, dan ikan segar. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper