Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BPS: Deflasi YoY Pertama dalam 25 Tahun Terakhir Terjadi pada Februari 2025

Deflasi tahunan (YoY) terjadi untuk pertama kalinya dalam 25 tahun pada Februari 2025. BPS menyebut diskon tarif listrik 50% sebagai penyebab utama deflasi itu.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasani memberikan paparan saat konferensi pers BPS di Jakarta. / Bisnis-Abdurachman
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasani memberikan paparan saat konferensi pers BPS di Jakarta. / Bisnis-Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik atau BPS melaporkan Indeks Harga Konsumen atau IHK pada Februari 2025 mencatatkan deflasi secara tahunan untuk pertama kalinya dalam 25 tahun atau sejak Maret 2000.

Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti memaparkan bahwa terjadi penurunan IHK dari 105,58 pada Februari 2024 menjadi 105,48 pada Februari 2025 atau terjadi deflasi sebesar 0,09% (year on year/YoY). Data tahunan itu menjadi deflasi pertama dalam 25 tahun terakhir.

“Menurut catatan BPS, deflasi YoY pernah terjadi pada Maret 2000,” ujarnya dalam konferensi pers, Senin (3/3/2025).

Amalia mengungkapkan bahwa kala itu, terjadi penurunan IHK sehingga deflasi sebesar 1,01% (YoY).

Di mana kelompok bahan makanan menjadi penyumbang utama deflasi, berbeda dengan yang terjadi pada Februari 2025.

Meskipun kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau turut menyumbang deflasi pada Februari 2025, tetapi kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga menjadi penyumbang utama penurunan IHK pada periode ini.

BPS mencatat komoditas tarif listrik yang termasuk kelompok tersebut mengalami deflasi hingga 46,45% (YoY) pada Februari 2025 dengan andil deflasi sebesar 2,16%.

Sementara bahan makanan memang sebagian deflasi pada Februari 2025, namun Amalina menegaskan sebagian lainnya masih mengalami inflasi YoY, seperti cabai rawit, bawang putih, kangkung, dan bawang merah.

“Maka, inflasi volatile food sebesar 0,56% YoY dengan andil inflasi hanya 0,1%,” tuturnya.

Di luar kelompok bahan pangan tersebut, kelompok Perawatan Pribadi dan Lainnya yang masuk dalam komponen Inti tetap mengalami inflasi sebesar 8,43% (YoY) dan andil 0,52% terhadap inflasi secara umum.

Utamanya, didorong oleh inflasi emas perhiasan sebesar 41,49% dengan andil 0,42%, pasta gigi 2,91% dengan andil 0,01%, dan Shampo yang mengalami inflasi 1,74% dengan andil sebesar 0,01%.

“Menurut catatan BPS, emas perhiasan terus mengalami inflasi YoY sejak Februari 2022 akibat meningkatnya harga emas di pasar internasional,” tutur Amalia.

Secara umum, pada Februari 2025 terjadi deflasi bulanan atau month to month (MtM) sebesar 0,48% dan deflasi tahunan sebesar 0,09%. Sementara secara tahun kalender atau year to date mengalami deflasi sebesar 1,24%.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper