Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tepis Kekhawatiran Resesi, Trump Sebut Ekonomi AS Dalam Masa Transisi

Presiden AS Donald Trump menggambarkan ekonomi tengah memasuki masa transisi, sekaligus menepis kecemasan soal perlambatan akibat kebijakan tarif.
Presiden AS Donald Trump saat konferensi pers di Gedung Putih di Washington, DC, AS, Senin, (24/2/2025). Bloomberg/Al Drago
Presiden AS Donald Trump saat konferensi pers di Gedung Putih di Washington, DC, AS, Senin, (24/2/2025). Bloomberg/Al Drago

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menggambarkan ekonomi Negeri Paman Sam tengah memasuki masa transisi, sekaligus menepis kecemasan soal perlambatan akibat kebijakan tarif dan pemangkasan tenaga kerja federal.

Trump mengungkapkan kepercayaan dirinya tersebut dalam wawancara di Sunday Morning Futures di Fox News. Trump juga menghindari prediksi soal resesi tahun ini.

"Saya tidak suka membuat ramalan seperti itu. Kita sedang dalam masa transisi karena langkah yang kita ambil sangat besar,” jelas Trump seperti dikutip Reuters, Senin (10/3/2025).

Pernyataan Trump sejalan dengan pidatonya di Kongres pekan lalu serta komentar pejabat tinggi seperti Menteri Keuangan Scott Bessent. Tim ekonomi Trump menekankan bahwa pemangkasan pajak dan pendapatan dari tarif impor akan mendorong pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang.

Namun, kebijakan tarif yang naik-turun telah mengguncang pasar, memicu aksi jual saham teknologi, dan meningkatkan volatilitas yang belum terlihat dalam beberapa tahun terakhir.

Bessent menyebut ekonomi AS membutuhkan "detoksifikasi" untuk mengurangi ketergantungan pada belanja pemerintah, sementara sinyal dari pasar obligasi menunjukkan risiko perlambatan ekonomi yang kian nyata.

Dalam pidatonya di hadapan Kongres pada 4 Maret, Trump mengakui potensi periode penyesuaian akibat penerapan tarif.

"Akan ada sedikit gangguan, tapi itu bukan masalah besar," katanya.

Pekan lalu, pasar saham AS mencatat pelemahan terdalam sejak Trump terpilih kembali. Namun, ia menepis anggapan bahwa kebijakan tarifnya terhadap Meksiko dan Kanada telah mengganggu investor.

"Saya bahkan tidak melihat pasar saham," katanya, sembari menyalahkan "globalis" yang, menurutnya, iri dengan kekayaan AS.

Sejak mencapai level tertinggi pada 19 Februari, pasar saham AS telah merosot lebih dari 6%, dengan saham raksasa teknologi seperti Nvidia dan Tesla mengalami tekanan besar.

Dalam wawancara yang direkam akhir pekan lalu, Trump tetap teguh membela kebijakannya.

"Kami mengembalikan kekayaan ke Amerika," tegasnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper