Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) memperkirakan kinerja ekspor Indonesia masih berpotensi meningkat di semester I/2025. Kendati begitu, pemerintah perlu mendukung peningkatan produktivitas dan daya saing ekspor nasional di pasar global.
Ketua Umum Apindo Shinta W. Kamdani menyampaikan, pemerintah perlu memberikan dukungan penciptaan produktivitas dan dukungan peningkatan kepatuhan standar pasar ekspor bagi eksportir nasional.
“[Ini perlu agar] kinerja ekspor Indonesia lebih tinggi dan surplus perdagangan yang lebih solid di semester I/2025,” kata Shinta kepada Bisnis, Senin (17/3/2025).
Menurutnya, tanpa adanya dukungan tersebut, maka ekspor nasional tidak akan tumbuh signifikan atau relatif stagnan. Bahkan, kata dia, tidak menutup kemungkinan kinerja ekspor akan menurun karena efek ekspansi kebijakan restriksi ekspor untuk hilirisasi.
Lebih lanjut, Shinta menyebut bahwa tantangan kinerja ekspor nasional di 2025 adalah ketidakpastian ekonomi global dan peningkatan hambatan non-tarif di banyak negara, khususnya negara maju.
Kondisi ini, kata dia, menuntut Indonesia untuk menciptakan produk-produk ekspor yang lebih beragam dan lebih berdaya saing dari segi efisiensi dan kepatuhan terhadap standar di pasar tujuan, jika ingin kinerja ekspor tetap optimal sepanjang tahun.
Baca Juga
Menurutnya, daya saing tersebut hanya dapat diciptakan melalui dua cara yaitu melalui peningkatan investasi pada sektor-sektor usaha berorientasi ekspor, khususnya ekspor yang terhubung dengan global value chain atau GVC.
Selain itu, melalui reformasi struktural iklim usaha/investasi di dalam negeri untuk peningkatan efisiensi dan kualitas output produk ekspor Indonesia sehingga lebih berdaya saing di pasar ekspor yang beragam.
Di samping itu, Shinta menilai bahwa pemerintah perlu membantu mendongkrak kinerja ekspor melalui perluasan akses pembiayaan ekspor yang kompetitif, edukasi penggunaan perjanjian perdagangan bebas untuk ekspor, fasilitasi penetrasi pasar tujuan ekspor non-tradisional, bantuan peningkatan standar atau pemenuhan compliance di pasar tujuan, dan lainnya.
“Bila hal-hal ini bisa dilakukan secara serentak dan konsisten, kami meyakini kinerja ekspor Indonesia bisa lebih stabil, lebih optimal dan ekspor dapat menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan berkualitas di sektor formal yang kita butuhkan saat ini,” pungkasnya.