Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BPS: Impor Bahan Baku & Barang Modal Melonjak Semester I/2025

Impor bahan baku dan barang modal Indonesia melonjak 5,25% pada semester I/2025, mencapai US$115,94 miliar.
Truk kontainer melintas di antara tumpukan peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (3/6/2025). Bisnis/Arief Hermawan P
Truk kontainer melintas di antara tumpukan peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (3/6/2025). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kenaikan impor bahan baku/penolong dan barang modal yang cukup signifikan pada semester I/2025. Andilnya pun cukup besar mendorong peningkatan impor secara keseluruhan. 

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan impor barang modal senilai US$23 miliar pada Januari-Juni 2025 atau naik dari periode yang sama tahun lalu US$19,03 miliar menjadi salah satu penyumbang utama peningkatan impor secara keseluruhan. 

"Peningkatan impor nilai impor barang modal mencapai US$23 miliar atau naik 20,90% dibandingkan periode yang sama tahun lalu dan memberikan andil peningkatan 3,61%," kata Pudji dalam rilis BPS, Jumat (1/8/2025). 

Adapun, impor barang modal yang naik signifikan yaitu mesin atau peralatan mekanis dan bagiannya (HS 84), mesin atau perlengkapan elektrik dan bagiannya (HS 85) serta kendaraan dan bagiannya (HS 87). 

Di samping itu, impor bahan baku penolong naik juga mengalami kenaikan 2,56% menjadi US$82,75 miliar daripada periode yang sama tahun lalu senilai US$80,69 miliar. 

"Dengan kenaikan cukup besar pada logmam mulia dan perhiasan atau permata (HS 71), kemudian kakao dan olahannya HS 18 dan berbagai produk kimia HS 38," ujarnya. 

Adapun, secara keseluruhan total impor Indonesia mencapai US$115,94 miliar atau naik 5,25% pada semester I/2025 dibandingkan periode yang sama tahun lalu US$110,15 miliar. 

Peningkatan impor terjadi pada nonmigas, sedangkan migas turun drastis. Impor migas turun 11,91% menjadi US$15,86 miliar dari periode tahun lalu US$18,01 miliar. 

Sementara, nilai impor nonmigas tercatat senilai US$100,07 miliar atau naik 8,60% dari periode yang sama tahun lalu US$92,14 miliar. 

Dalam hal ini, negara asal impor paling besar masih dari China dengan nilai US$40 miliar atau lebih tinggi dari periode tahun lalu US$32,77 miliar. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro