Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pangan Nasional (Bapanas) melaporkan harga gabah kering panen (GKP) di sejumlah provinsi masih di bawah harga pokok penjualan (HPP) yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp6.500 per kg.
Sekretaris Utama Bapanas Sarwo Edhy mengatakan harga gabah kering panen di tingkat petani secara rata-rata nasional sebesar Rp6.573 per kilogram (kg) per 21 Maret 2025. Kendati begitu, masih ada sejumlah provinsi dengan harga di bawah HPP.
Sarwo menyampaikan, keempat provinsi itu yakni Lampung, Sulawesi Barat, Kalimantan Selatan, dan Sumatra Selatan.
“Berdasarkan data, ada provinsi seperti Lampung, Sulawesi Barat, Kalimantan Selatan, dan Sumatra Selatan harganya masih di bawah HPP,” ungkap Sarwo dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IV DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (24/3/2025).
Dalam paparan yang disampaikan Sarwo, harga GKP di provinsi Lampung dan Sulawesi Barat sebesar Rp6.429 per kg. Untuk Kalimantan Selatan, harga GKP tercatat sebesar Rp6.333 per kg, sedangkan Sumatra Selatan Rp6.233 per kg.
Sementara itu, harga GKP di sebagian besar provinsi berada di atas HPP yang ditetapkan pemerintah. Melalui Keputusan Kepala Bapanas (Kepbadan) No. 14/2025 dan Kepbadan No.15/2025, Bapanas menetapkan HPP gabah sebesar Rp6.500 per kg.
Baca Juga
Merujuk data yang disampaikan Sarwo, harga GKP tertinggi terjadi di Sumatra Barat yakni Rp7.015 per kg, diikuti Sumatra Utara Rp6.662 per kg, Bali Rp6.580 per kg, Jambi Rp6.578 per kg, serta Jawa Tengah dan Jawa Barat Rp6.542 per kg.
Sarwo mengatakan, pemerintah akan terus berupaya agar harga GKP di tingkat petani sesuai dengan arahan Presiden Prabowo Subianto sebesar Rp6.500 per kg sehingga kesejahteraan petani di Indonesia semakin meningkat.
“Kami akan terus berupaya agar GKP di tingkat petani sesuai dengan arahan Bapak Presiden Rp6.500 per kg sehingga kesejahteraan petani semakin meningkat,” pungkasnya.
Adapun hingga 24 Maret 2025, realisasi penyerapan gabah oleh Perum Bulog telah mencapai 534.000 ton. Jumlah tersebut sudah sekitar 17,82% dari target sebesar 3 juta ton setara beras.