Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pertanian (Kementan) mengeklaim kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) sudah melandai menjelang perayaan Hari Raya Idulfitri 1446 H atau lebaran 2025.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memastikan pengendalian PMK tetap optimal di Tanah Air. Dia menuturkan saat tren kasus PMK meningkat pada awal tahun, Kementan mengalokasikan anggaran sebesar Rp100 miliar untuk alokasi 4 juta dosis vaksin dalam upaya mengatasi wabah PMK.
“Begitu ada PMK, Rp100 miliar langsung kami geser. Dan jutaan vaksin itu telah didistribusikan ke berbagai daerah di Indonesia. Alhamdulillah tren kasus PMK saat ini sudah melandai,” kata Amran dalam keterangan tertulis, dikutip pada (27/3/2025).
Sementara itu, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Agung Suganda menuturkan bahwa timnya melakukan pemantauan harian rutin melalui portal Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional Terpadu (iSIKHNAS). Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan lalu lintas ternak di berbagai daerah menjelang lebaran.
Dia menjelaskan, ternak yang baru tiba di lokasi tujuan biasanya mengalami penurunan daya tahan tubuh akibat kelelahan selama perjalanan. Kondisi ini membuat ternak lebih rentan terserang penyakit, termasuk PMK.
“Kami mengimbau semua peternak dan pelaku usaha untuk segera menghubungi petugas kesehatan hewan setempat jika menemukan ternak yang sakit agar bisa segera ditangani,” ujar Agung.
Baca Juga
Adapun untuk memastikan kasus PMK terus melandai, Kementan juga meningkatkan kapasitas epidemiologi petugas kesehatan hewan agar mampu melakukan deteksi dini, respons cepat, dan pengendalian PMK berbasis risiko.
Agung menyampaikan bahwa Kementan telah melaksanakan Bulan Vaksinasi PMK pada Januari—Maret dan akan melanjutkan vaksinasi ulangan pada Juli—September.
Hingga saat ini, capaian vaksinasi nasional yang bersumber dari APBN mencapai 1.078.189 dosis atau 68,10% dari distribusi 1.583.200 dosis.
Sementara itu, vaksinasi yang bersumber dari APBD, hibah, CSR, feedlot, dan mandiri telah mencapai 607.462 dosis. Alhasil, total vaksinasi secara nasional mencapai 1.688.651 dosis.
“Angka ini masih terus bergerak karena petugas terus melakukan vaksinasi dan pelaporan melalui iSIKHNAS. Kami berharap bisa mencapai minimal 70%,” terangnya.
Di sisi lain, Direktur Kesehatan Hewan Kementan Imron Suandy menuturkan pihaknya telah mendistribusikan obat-obatan dan logistik pendukung ke berbagai daerah, mulai dari antibiotik, vitamin, analgesik, disinfektan, serta peralatan medis lainnya.
Berdasarkan evaluasi nasional per 24 Maret 2025, pelaksanaan vaksinasi PMK terus menunjukkan progres positif. Dia mengungkap, sebagian besar provinsi telah mencapai target vaksinasi di atas 60%, dengan beberapa daerah mencatatkan capaian di atas 80%.
Lebih lanjut, Kementan juga terus berkoordinasi dengan dinas peternakan provinsi dan kabupaten/kota serta balai veteriner di seluruh Indonesia untuk merumuskan langkah strategis pengendalian PMK.
“Kami memastikan ternak yang sakit tertangani dengan baik dan vaksinasi berjalan optimal guna mencegah penyebaran lebih luas,” ucap Imron.
Selain vaksinasi, pengendalian PMK juga dilakukan melalui pengawasan ketat lalu lintas hewan dan produk hewan, penerapan biosekuriti, penyediaan pakan berkualitas, serta pemeriksaan kesehatan hewan secara rutin.
Dia menambahkan bahwa upaya strategis pemerintah dalam pengendalian PMK ini bertujuan untuk menjamin ketersediaan ternak yang aman dan sehat menjelang Lebaran 2025.