Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mentan Klaim Stok Beras Capai 3 Juta Ton: Tertinggi dalam 20 Tahun

Mentan Andi Amran Sulaiman mengeklaim stok beras di gudang menembus 2,4 juta ton. Angka tersebut merupakan yang tertinggi dalam 20 tahun terakhir.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman usai mengadakan pertemuan dengan Dewan Pengawas (Dewas) dan Direksi Perum Bulog di Kantor Kementerian Pertanian (Kementan), Jakarta Selatan, Minggu (9/2/2025). / Bisnis -  Ni Luh Anggela
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman usai mengadakan pertemuan dengan Dewan Pengawas (Dewas) dan Direksi Perum Bulog di Kantor Kementerian Pertanian (Kementan), Jakarta Selatan, Minggu (9/2/2025). / Bisnis - Ni Luh Anggela

Bisnis.com, MAJALENGKA — Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengeklaim stok beras di gudang saat ini telah mencapai 2,4 juta ton. Bahkan, pada akhir bulan ini, jumlah tersebut diperkirakan bisa melonjak hingga 3 juta ton.

"Ini merupakan angka tertinggi selama 10-20 tahun terakhir, kalau tidak salah laporan tadi. Tertinggi stok kita di gudang," kata Andi saat memberikan laporan kepada Presiden Prabowo Subianto, Senin (7/4/2025).

Mentan menegaskan bahwa petani di seluruh Indonesia kini merasakan dampak positif dari penambahan kuota pupuk yang telah meningkat dua kali lipat.

“Alhamdulillah, setelah kami keliling seluruh Indonesia, petani sudah puas dengan tambahan pupuk dua kali lipat. Sehingga hasilnya adalah produksi meningkat 52 persen pada Januari, Februari, dan Maret, sesuai dengan data BPS,” ujarnya.

Andi juga melaporkan bahwa serapan Bulog mengalami kenaikan luar biasa sebesar 2.000 persen dalam periode yang sama, sebuah pencapaian yang sangat signifikan.

Lebih lanjut, Andi mengungkapkan bahwa kebijakan penambahan pupuk ini disertai dengan penyediaan alat mesin pertanian yang memadai serta regulasi yang dipermudah. Hal ini didukung oleh penyediaan benih unggul, yang semuanya berkontribusi pada peningkatan hasil pertanian secara nasional.

Mengenai kesulitan pupuk yang sebelumnya menjadi keluhan petani, Andi menegaskan bahwa masalah tersebut kini sudah teratasi.

“Kesulitan pupuk itu dulu, cerita tahun 2023 dan sebelumnya. Sekarang sudah ditambah, dan petani merasakannya,” tambahnya.

Dia juga menanggapi soal target produksi padi per kecamatan yang sebelumnya disebutkan harus mencapai 10.000 ton. Menurutnya, target tersebut tidak bersifat kaku dan bisa bervariasi antara satu kecamatan dengan kecamatan lainnya.

“Jawa adalah lumbung pangan kita, dengan kontribusi 50-60 persen produksi padi nasional. Selain itu, ada daerah lain seperti Lampung, Sulsel, Sumsel, Kalsel, dan Aceh yang juga berperan penting dalam ketahanan pangan,” jelasnya.

Ditanya mengenai apakah ada target khusus 10.000 ton per kecamatan, Andi menegaskan bahwa target nasional yang ditetapkan adalah 32 juta ton.

“Namun, dengan kondisi cuaca yang baik, kebijakan yang mendukung, dan sarana produksi yang optimal, kami yakin hasilnya bisa melampaui target nasional,” pungkas Andi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Akbar Evandio
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper