Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SBY: Strategi RI Negosiasi Tarif Trump Sudah Tepat

SBY menilai bahwa strategi untuk berkomunikasi dengan para pemimpin Asean sembari mengutus tim untuk negosiasi dengan AS merupakan pilihan tepat.
Presiden ke-6 Republik Indonesia (RI) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan pengarahan kepada kepala daerah pada Retret Kepala Daerah 2025 di Lembah Tidar Akademi Militer (Akmil) Magelang, Jawa Tengah, Kamis (28/2/2025). / dok Kemendagri
Presiden ke-6 Republik Indonesia (RI) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan pengarahan kepada kepala daerah pada Retret Kepala Daerah 2025 di Lembah Tidar Akademi Militer (Akmil) Magelang, Jawa Tengah, Kamis (28/2/2025). / dok Kemendagri

Bisnis.com, JAKARTA — Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengapresiasi langkah pemerintah dalam merespons kebijakan tarif resiprokal Presiden AS Donald Trump.

SBY menyatakan bahwa pemilihan langkah negosiasi sudah tepat dibandingkan dengan retaliasi atau tindakan pembalasan dalam merespons tarif Trump.

"Kebijakan dan langkah-langkah yang dijalankan oleh pemerintah menghadapi 32% tarif yang dikenakan oleh Presiden AS Donald Trump, saya nilai baik dan tepat. Lebih memilih negosiasi daripada retaliasi," ujar SBY di akun X @SBYudhoyono, Selasa (8/4/2025).

Dia menambahkan, strategi yang diambil oleh Presiden Prabowo Subianto untuk melakukan komunikasi dengan pemimpin Asean sembari mengirimkan tim negosiasi ke Washington sudah tepat.

Pasalnya, SBY menilai bahwa di tengah ketidakpastian global saat ini, ekonomi Asean merupakan sandaran yang tepat dan menjadi pasar bersama di sub kawasan ini.

Di samping itu, SBY juga berpandangan tindakan otoritas moneter dan fiskal untuk menjaga serta mengamankan nilai tukar rupiah serta saham di Indonesia, masih diperlukan.

Sebab, jika diserahkan begitu saja terhadap mekanisme pasar, maka dikhawatirkan bisa menembus batas toleransi psikologis.

"Di tengah gonjang ganjing pasar saham dan mata uang, bisa jadi nilai saham dan rupiah kita diganjar secara berlebihan, sehingga menembus batas toleransi psikologi," imbuhnya.

Di lain sisi, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Demokrat ini menyarankan agar pemerintah harus berupaya untuk menjaga iklim ekonomi Indonesia, di tengah semakin meluasnya perang tarif dan perang dagang secara global.

"Karenanya, pertama, kita harus mampu mencegah terjadinya krisis ekonomi di Indonesia [sekecil apa pun]. Dan, kedua, kita harus membuat ekonomi kita makin berketahanan [resilient] di masa depan," tutur SBY.

Adapun, SBY juga terus mendorong agar pemerintah bisa memperkuat fundamental ekonomi serta meningkatkan daya saing barang dan jasa yang dihasilkan di negeri ini. 

Selain itu, upaya penciptaan lapangan pekerjaan harus lebih digalakkan agar masyarakat memiliki penghasilan dan daya beli yang makin tinggi. 

"Juga upaya untuk menjaga keamanan fiskal kita agar tetap sehat, termasuk pengendalian utang negara. Kita harus bergerak cepat, namun harus bisa berlari jauh. Insya Allah tantangan berat yang kita hadapi ini, akan menjadi peluang baik bagi masa depan ekonomi kita," pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper