Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BUMN Akan Investasi di AS Lewat Danantara untuk Nego Tarif Trump

Pemerintah melalui BPI Danantara akan mendorong BUMN untuk berinvestasi di AS sebagai salah satu upaya negosiasi tarif yang diterapkan Presiden AS Donald Trump.
Pengunjung beraktivitas di kantor Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), Jakarta, Selasa (19/11/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung beraktivitas di kantor Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), Jakarta, Selasa (19/11/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah melalui BPI Danantara akan mendorong BUMN untuk berinvestasi di AS sebagai salah satu upaya negosiasi tarif resiprokal yang diterapkan Presiden AS Donald Trump kepada Indonesia.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan delegasi Indonesia akan terbang ke AS untuk melakukan negosiasi pada 16—23 April 2025. Mereka akan menemui perwakilan dari USTR (Kantor Perwakilan Dagang AS), Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio, Menteri Keuangan AS Scott Bessent. 

Airlangga mengungkapkan ada sejumlah poin tawaran yang akan disampaikan dari pihak Indonesia, yang salah satunya terkait investasi.

"Selain mengundang investasi Amerika di Indonesia, Indonesia juga akan ada perusahaan yang akan investasi di Amerika," ujar Airlangga dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Senin (14/4/2025).

Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala BKPM Todotua Pasaribu menambahkan salah satu sektor strategis yang ingin dimasuki perusahaan Indonesia di AS yaitu minyak dan gas (oil and gas). Apalagi, sambungnya, anak perusahaan PT Pertamina (Persero) sudah pernah berinvestasi di AS.

Selain itu, sektor teknologi informasi (IT). Menurut Todotua, pemerintah ingin membangun penelitian dan pengembangan bidang IT seperti kecerdasan buatan (AI) di AS agar bisa ditransfer ke Indonesia.

"Kita harapkan harus pakai BUMN kita lah. Artinya dengan adanya Danantara kan sebenernya strategik itu, baik kita berinvestasi dalam negeri maupun di luar negeri, kan bisa jauh lebih fleksibel," jelas Todotua pada kesempatan yang sama.

Lebih lanjut, Airlangga mengungkapkan pemerintah sudah menyiapkan non-paper atau dokumen informal yang berkaitan dengan tawaran tarif, instrumen perdagangan di luar tarif, relaksasi hambatan perdagangan di luar tarif, hingga investasi di sektor riil maupun keuangan.

Politisi Partai Golkar itu juga menyatakan Indonesia akan mengkompensasi delta ekspor dan impor dengan AS. Dengan begitu, neraca perdagangan antara Indonesia dengan AS bisa seimbang.

Menurut Airlangga, kini Indonesia masih memiliki surplus perdagangan dengan AS sekitar US$18 miliar. Oleh sebab itu, Indonesia berencana membeli barang-barang dari AS.

Dia tidak mau mendetailkan rincian poin-poin kesepakatan yang ingin dicapai pemerintah ketika bernegosiasi dengan AS. Menurutnya, negosiasi merupakan sebuah rahasia.

Sementara ketika dikonfirmasi apakah Indonesia meminta semua barang-barang ekspornya dibebaskan tarif alias bea masuk 0%, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso tidak membantah atau menginformasi.

"Itu nanti yang akan dibahas di sana," ujar Susi pada kesempatan yang sama.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper