Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertikaian Memanas, Donald Trump dan Elon Musk Saling Serang Efek RUU Pajak AS

Donald Trump kecewa dengan kritik Elon Musk terkait pemotongan kredit pajak kendaraan listrik dalam RUU kebijakan pajak.
Elon Musk dalam salah satu rapat kabinet pemerintahan Presiden AS Donald Trump pada Maret 2025./Bloomberg-Samuel Corum/Sipa
Elon Musk dalam salah satu rapat kabinet pemerintahan Presiden AS Donald Trump pada Maret 2025./Bloomberg-Samuel Corum/Sipa

Bisnis.com, JAKARTA — Presiden AS Donald Trump mengungkapkan kekecewaan dan mengecam sekutunya Elon Musk karena menentang RUU kebijakan pajak dan belanja yang menjadi inti agenda Trump.

Dia kecewa karena kritik Musk terkait pemotongan kredit pajak kendaraan listrik dalam RUU tersebut. 

"Lihat, Elon dan saya memiliki hubungan yang hebat. Saya tidak tahu apakah kami akan memilikinya lagi. Ia mengatakan hal-hal terindah tentang saya, dan ia belum mengatakan hal buruk tentang saya secara pribadi, tetapi saya yakin itu akan terjadi selanjutnya. Tetapi saya, saya sangat kecewa dengan Elon. Saya telah banyak membantu Elon," ujar Trump di Ruang Oval dalam tanggapan langsung pertamanya terhadap kritik Musk dilansir Reuters, Jumat (6/6/2025). 

Bahkan saat Trump berbicara, CEO Tesla Elon Musk melontarkan serangkaian tanggapan kritis di X, situs media sosial miliknya.

"Tanpa saya, Trump akan kalah dalam pemilu. Sungguh tidak tahu terima kasih," tulis Musk. 

Perdebatan itu memperjelas bahwa ketegangan telah mencapai titik didih antara orang paling berkuasa di dunia dan orang terkaya di dunia, setelah berminggu-minggu berspekulasi bahwa mereka akan terlibat dalam bentrokan ego.

Musk, yang perusahaannya meliputi perusahaan roket dan kontraktor pemerintah SpaceX dan unit satelitnya Starlink, menghabiskan hampir US$300 juta dalam pemilu 2024 untuk mendukung Donald Trump dan kandidat Republik lainnya.

Dimulai pada hari Selasa lalu, Musk melancarkan serangkaian serangan pedas terhadap RUU Trump yang disebut RUU yang besar dan indah. Musk menyebut RUU tersebut sebagai kekejian yang menjijikkan yang akan memperdalam defisit federal, memperkuat keretakan dalam Partai Republik yang dapat mengancam di Senat. Menurut analis nonpartisan, RUU tersebut dapat menambah US$2,4 triliun hingga US$5 triliun dari utang negara sebesar US$36,2 triliun.

Namun demikian, menurut analis JPMorgan, undang-undang tersebut akan menghapuskan kredit senilai US$7.500 bagi pembeli beberapa model Tesla dan kendaraan listrik lainnya pada akhir tahun 2025 atau 7 tahun lebih cepat dari jadwal. Hal itu akan menyebabkan kerugian sekitar US$1,2 miliar pada laba Tesla sepanjang tahun. Saham produsen kendaraan listrik Tesla telah turun 9% ke level terendah sejak akhir Februari 2025. 

Trump menegaskan keluhan Musk dimotivasi oleh usulan penghapusan keringanan pajak konsumen untuk kendaraan listrik. Musk meminta Trump untuk dapat menghentikan RUU tersebut. Namun, dia menyatakan bahwa dirinya baik-baik saja dengan rencana pemotongan Trump untuk kredit kendaraan listrik.

Musk telah mengisyaratkan untuk mundur dari politik dengan berencana untuk mengurangi pengeluaran politiknya secara substansial. Gesekan antara dirinya dan Trump dapat merusak peluang Partai Republik untuk mempertahankan kendali Kongres dalam pemilihan paruh waktu 2026.

Musk masuk pemerintahan dengan rencana yang gegabah untuk memangkas US$2 triliun dari anggaran federal. IDia keluar minggu lalu setelah hanya memangkas sekitar setengah dari 1% dari total pengeluaran.

Departemen Efisiensi Pemerintah Musk menghilangkan ribuan pekerjaan federal dan memangkas miliaran dolar dalam bantuan luar negeri dan program lainnya, yang menyebabkan gangguan di seluruh lembaga federal dan memicu gelombang gugatan hukum. Meningkatnya fokusnya pada politik memicu protes yang meluas di lokasi Tesla di AS dan Eropa, yang menyebabkan penurunan penjualan dan menambah kekhawatiran investor karena perhatian Musk terlalu terbagi.

Saat meninggalkan pemerintahan, Musk menjelaskan dia berencana memfokuskan waktu pada kerajaan bisnisnya.

Setelah pernyataan Trump, seorang pejabat Gedung Putih, yang berbicara secara anonim, menggarisbawahi pergeseran dalam dinamika yang dulunya dekat antara Musk dan Trump.

"Presiden menjelaskan dengan jelas, Gedung Putih ini tidak bergantung pada Elon Musk dalam hal kebijakan. Dengan menyerang RUU tersebut seperti yang dilakukannya, Musk jelas telah memihak," kata pejabat itu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yanita Petriella
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper