Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Biaya Logistik Berpotensi Naik Tersulut Perang Dagang AS - China

Biaya logistik dikhawatirkan naik drastis jika perang dagang antara China-AS terjadi secara berkelanjutan
Kapal kargo keluar dan masuk dermaga terminal peti kemas Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (1/7/2024)/Paulus Tandi Bone
Kapal kargo keluar dan masuk dermaga terminal peti kemas Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (1/7/2024)/Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA — Dunia usaha mengkhawatirkan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China akan berdampak pada terganggunya laju pengiriman barang (logistik) internasional dan berpotensi mengerek biaya logistik.

Bahkan, efek dari perang dagang AS-China juga dikhawatirkan membuat barang China bisa membanjiri pasar Tanah Air.

Ketua Bidang Industri Manufaktur Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Adhi Lukman mengkhawatirkan perang dagang AS-China akan mengganggu perdagangan dan menimbulkan efek domino secara global. Terlebih, jika China menaikkan tarif impor (bea masuk) sebesar 125% ke Negeri Paman Sam.

“Kalau asumsi saya, China bea masuk ke Amerika naik menjadi 125%, sementara negara-negara lain dibebaskan, tentunya perdagangan China dengan Amerika itu kan cukup besar,” kata Adhi saat ditemui seusai acara Halal Bihalal Apindo di MidPlaza, Jakarta, Senin (14/4/2025).

Alhasil, dunia usaha khawatir dampak dari perang dagang tersebut bisa mengganggu pengiriman barang. 

“Yang kita khawatir adalah mengganggu logistik, sehingga keseimbangan ketersediaan kontainer akan terganggu,” imbuhnya.

Misalnya, lanjut Adi, jika China tidak mengekspor barang ke AS, maka secara otomatis barang di AS akan kosong. Imbasnya, kondisi ini akan berpengaruh terhadap ketersediaan kontainer secara global.

Adhi menyebut kondisi seperti itu pernah terjadi pada saat Covid-19 menghantam. Kala itu, ungkapnya, beberapa kontainer terhambat di satu negara, sehingga negara lain akan kekosongan.

“Itu menyebabkan waktu itu biaya logistik naik luar biasa ke negara-negara Amerika, negara Amerika Latin, bahkan sampai 3-4 kali lipat. Nah ini yang kita tidak berharap [terjadi perang AS-China],” ujarnya.

Selain itu, Adhi juga mengkhawatirkan jika dari China tidak bisa mengekspor produk ke AS, maka stok dari produksi di China akan menumpuk. Imbasnya, sejumlah barang dari China akan membanjiri Indonesia.

“Dan kita khawatir akan meluber atau merembes masuk ke negara-negara tujuan lain, termasuk ke Indonesia. Oleh sebab itu, kita harus waspada,” pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper