Bisnis.com, JAKARTA — PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR) bakal segera melakukan penyesuaian tarif tol pada dua ruas kelolaannya yakni Tol Cikampek – Purwakarta – Padalarang (Cipularang) dan Tol Padalarang – Cileunyi (Padaleunyi).
Menjelang kenaikan tarif kedua ruas tersebut, Jasa Marga tengah melakukan pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM).
Senior Manager Representative Office 3 Jasamarga Metropolitan Tollroad, Agni Mayvinna menjelaskan bahwa saat ini Jasamarga Metropolitan Tollroad (JMT) melalui Representative Office 3 JMT selaku pengelola Jalan Tol Cipularang dan Padaleunyi tengah melakukan pemeliharaan jalan tol melanjutkan pekerjaan pemeliharaan perkerasan jalan.
Adapun, pemeliharaan perkerasan jalan pada ruas Tol Cipularang dan Tol Padaleunyi akan dilaksanakan mulai Senin (21/4/2025) hingga Jumat (25/4/2025).
“Lajur yang menjadi objek pekerjaan untuk sementara tidak dapat dilintasi selama pekerjaan berlangsung, namun lajur lainnya dapat digunakan sebagai lajur lalu lintas,” kata Agni dalam keterangan resmi, Senin (21/4/2025).
Adapun, lingkup pengerjaan pada pemenuhan SPM di Tol Cipularang dan Padaleunyi meliputi rekonstruksi rigid dan blacktop serta melakukan pengerjaan scrapping, filling dan overlay (SFO) pada jalan.
Baca Juga
Sejalan dengan hal itu, manajemen JSMR mengimbau agar pengendara berhati-hati saat melintas di sepanjang ruas Tol Cipularang dan Padaleunyi selama periode rekonstruksi berlangsung.
Sementara itu, pada kesempatan berbeda Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Wilan Oktavian memberi sinyal bahwa kedua ruas tol kelolaan JSMR tersebut memang telah memenuhi persyatan administratif untuk dapat melakukan penyesuaian tarif pada tahun ini.
Wilan menjelaskan, Tol Cipularang dan Tol Padaleunyi memang dijadwalkan untuk dapat naik tarif pada Mei 2025.
“Ruas jalan tol yang direncanakan akan mengalami penyesuaian tarif tol dari bulan Mei hingga Desember 2025 antara lain (1) Cikampek – Purwakarta – Padalarang pada Mei 2025, (2) Padalarang – Cileunyi pada Mei 2025,” jelas Wilan kepada Bisnis.
Namun demikian, Wilan menegaskan bahwa penyesuaian tarif tersebut tetap mengacu pada pemenuhan SPM yang ditetapkan pemerintah.
SPM adalah tolok ukur mutu layanan yang wajib dipenuhi oleh setiap Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) demi menjamin kenyamanan, keamanan, dan keselamatan pengguna jalan tol.
“Apabila BUJT tidak dapat memenuhi SPM yang telah ditetapkan, maka penyesuaian tarif akan ditunda hingga standar pelayanan minimal tersebut benar-benar terpenuhi,” jelas Wilan.
